Mohon tunggu...
mohrizalky
mohrizalky Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Tadris Matematika UIN MALIKI Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekolah yang Berkualitas Akankah Hanya untuk Siswa yang Berkualitas Pula?

9 April 2019   04:58 Diperbarui: 9 April 2019   08:13 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan, menjadi salah satu sektor perhatian utama pada sebuah negara. Tentu saja, karena pendidikan akan mencerminkan kualitas bangsa dari suatu negara, oleh sebab itu banyak negara-negara di dunia ini  berlomba-lomba meningkatkan kualitas dan taraf pendidikannya. Dapat dikatakan bahwa bangsa yang maju atau tidaknya akan terlihat dari bagaimana terselenggaranya pendidikan dinegara tersebut.

Di Negara kita contohnya, pendidikan menjadi PR dari tahun ketahun untuk diselesaikan. Masih sangat terlihat masih adanya kesenjangan antara lembaga pendidikan (biasanya antara sekolah ngeri dan swasta ), kesenjangan yang ada ternyata bukan hanya terlihat antara lembaga  pendidikan saja, melaikan juga pada siswa yang ada pada masing-masing sekolah/lembaga pendidikan tersebut. 

Pada sekolah yang mempunyai fasilitas sarana prasarana yang memadai serta dengan pendidik yang profesional akan cenderung dihuni oleh siswa-siswa  dengan yang berbakat baik pada bidang akademik maupun non akademik, sedangkan bagaimana untuk sekolah yang dikatakan grade nya lebih dibawah?

Bukan rahasia lagi memang pendaftaran untuk sekolah negeri biasanya dibanjiri oleh siswa, sehingga untuk mensiasatinya sekolah menerapkan sistem seleksi untuk menjaring siswanya, sehingga siswa yang mempunyai kelebihan dibidang akademik dan non akademik akan otomatis berpeluang besar lolosa dalam seleksi sekolah. Untuk siswa yang tidak memenuhi kriteria akan otomatis memdaftar ke sekolah lain yang gradenya lebih dibawahnya. Nah bagaimana bagi siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan sedikit lebih dibawah tetapi ingin tetap medapatkan kulaitas pendidikan yang layak? 

Jika kita rasionalkan, akan terlihat bahwa sekolah yang berkualitas hanya untuk siswa yang bisa dikatakan lebih berkualitas pula, sedangkan untuk siswa yang biasa-bisa saja, hanya akan masuk pada sekolah yang juga biasa. Nah, pantas saja jikalau sekolah yamg dikatakan maju dan berprestasi akan semakin maju dan berkembang pesat karena memang siswanya yang diterima memang anak-anak yang berprestasi, sementara untuk siswanya juga akan semakin berkembang pesat karena memang  lingkungannya juga sangat mendukung baik itu dari teman maupun keadaan sekolahnya, sementara untuk siswa yang biasa-biasa saja tentunya akan kesulitan untuk mengimbangi sisiwa yang ada disekolah maju, ataupun potensi yang ia miliki bisa saja kurang begitu tereksplor dengan maksimal.

Terlihat biasa memang, tapi, jika kita perhatikan dengan seksama akan terlihat kesenjangan yang terjadi, bahwa tujuan pendidikan yakni "Membentuk Manusia yang seutuhnya" serta prinsip EFA "Education For All" akankah bisa terlaksanan dengan baik jika hal seperti ini masih diterapkan?

Sistem Zonasi

index-5cabf1c6a8bc153b3001b572.jpg
index-5cabf1c6a8bc153b3001b572.jpg

Sebenarnya pemerintah kita sudah mengantisipasi hal ini, salah satunya adalah dengan menerapkan sisten zonasi. Dilansir dari website resmi KEMENDIKBUD "Zonasi merupakan rangkaian kebijakan yang utuh, terintegrasi, dan sistemik dari upaya kita melakukan restorasi di sektor pendidikan, khususnya di sistem persekolahan. Kebijakan ini bukan merupakan kebijakan yang terlepas dari rangkaian kebijakan sebelumnya maupun yang akan datang,” disampaikan Mendikbud dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (25/6/2018). Sistem ini adalah salah satu upaya untuk menaggulangi pensentralan siswa yang berprestasi pada satu sekolah dengan maksud penjaminan akan terlakasananya pemerataan aksek layanan pendidikan. Adapun keunggulah dari sisitem ini diantaranya:

1. Mendekatkan lingkungan sekolah dengan keluarga,

2. Menghilangkan eksklusufitas/pengkhususan sekolah terhadap peserta didik,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun