Mohon tunggu...
Moh Ikhsani
Moh Ikhsani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang menulis topik sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekilas Mengenal Tradisi Nyewu Masyarakat Jawa Tengah

3 Juli 2022   10:43 Diperbarui: 11 Oktober 2022   15:35 6205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Setiap manusia pasti akan mengalami kematian, hanya saja kita tidak tahu kapan kematian itu datang. Dalam masyarakat Jawa, mengenal tradisi dalam memperingati hari kematian. Tradisi tersebut berupa selamatan yang sudah diturunkan secara turun temurun, bahkan sampai sekarang tradisi tersebut masih dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa.

Tradisi selamatan kematian dalam masyarakat Jawa dimulai setelah pemakaman selesai, yang pada malam harinya, keluarga, kerabat dekat, maupun masyarakat sekitar berkumpul di rumah duka untuk mendoakan, membaca Surat Yasin dan tahlil, serta memohonkan ampunan kepada Tuhan untuk saudara yang baru saja meninggal. Tradisi peringatan kematian ini dilakukan sampai peringatan kematian yang ke seribu hari atau nyewu.

Mendhak Pindho atau selamatan setelah dua tahun kematian, selamatan ini memiliki filosofi makna tertentu yaitu untuk menyempurnakan semua kulit, darah, dan semacamnya. Pada saat itu jenazah sudah hampir luluh, tinggal tulangnya saja.

Rangkaian kegiatan yang dilakukan:

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Kegiatan ini dilakukan oleh para lelaki, berupa pemasangan batu nisan atau melakukan pencandian pada kuburan orang yang diperingati hari kematiannya. Ini dilakukan oleh anggota keluarga dan kerabat dekat dari orang yang diperingati hari kematiannya. Namun, juga terdapat masyarakat sekitar yang ikut dalam kegiatan ini.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Sedangkan para wanita anggota keluarga maupun kerabat dekat dari orang yang diperingati hari kematiannya berkumpul di rumah duka. Masyarakat sekitar juga ikut dalam kegiatan ini. Mereka membuat makanan untuk weweh, kenduri, konsumsi pengajian di malam hari, dan konsumsi para lelaki yang gotong-royong di kuburan.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Ini tampilan dari weweh yang dibagikan kepada masyarakat sekitar rumah orang yang diperingati hari kematiannya. Terdiri dari : nasi, kerupuk, bihun, daging ayam, dan telur. Weweh ini dibagikan pada siang hari, dengan diantarkan langsung ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun