Mohon tunggu...
Mohammad Yayat
Mohammad Yayat Mohon Tunggu... ASN -

penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Aku Rindu Riuhnya Ramadhan

5 Juli 2016   00:58 Diperbarui: 5 Juli 2016   01:07 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari nurizzatijohari.blogspot.com

Marhaban ya ramadhan...
 Rasanya baru saja membaca spanduk dan baliho2 mengucapkan selamat datang bulan berkah yang penuh dengan kemuliaan...
 Tiba-tiba saja sudah berganti menjadi selamat idul fitri mohon maaf lahir dan bathin.

 Tidak terasa, selalu kalimat itu yang dilontarkan oleh orang-orang ketika ramadhan sudah hampir berakhir..
 Baik yg menjalankan ibadah puasa maupun yg tidak atau yg berpura-pura puasa juga berpendapat demikian.

 Ketika Ramadhan berlalu dan kehidupan akan kembali berjalan seperti apa adanya.
 Tidakkah kita rindu bangun sahur dengan mata yang berat ?
 Tidakkah kita rindu dengan pedagang-pedagang yang menyajikan lauk untuk berbuka ?
 Tidakkah kita rindu dengan manisnya takjil ketika berbuka ?
 Tidakkah kita rindu dengan sholat tarawih dan witirnya ?
 Tidakkah kita rindu dengan suara tadarus yang bisa kita dengar hingga larut malam ?

 Ramadhanku dulu di waktu kanak-kanak sangat-sangat bahagia, sangat-sangat terasa suasananya.
 Sebelum sahur kadang kami sepakat untuk membangunkan orang-orang dengan peralatan seadanya seperti botol aqua bekas kemudian dilanjut ketika sehabis sahur anak-anak dari gang lain memanggil untuk mengajak berolahraga pagi, sepanjang perjalanan penuh canda tawa, bermain bola layaknya bukan seperti sedang berpuasa penuh dengan kegirangan.

 Setelah dirasa capek kembalilah kami ke rumah dengan hati yang bahagia, tertidur kami di rumah dengan pulasnya, menjelang sore kembali bermain lagi di lapangan besar tidak jauh dari gang rumah, berlari-lari dan bermain apa saja agar waktu berpuasa tidak terasa.
 Hingga malam tiba setelah berbuka, kembali bermain ketika waktu tarawih, entah tidak begitu jelas apa yang dimainkan namun yang terkenang hanya canda tawa saja.

 Ketika di penghujung ramadhan seperti ini banyak sekali lampu cangkok (seperti obor) yang dipasang di sekeliling rumah warga, tersusun rapi di tiap-tiap rumah, memang hanya sekedar nyala api dari lampu cangkok, namun ketika jumlahnya sangat banyak akan terlihat indah dipandang mata.

 Ramadhanku kini berbeda, selain karena usia yang sudah mulai menua dan perubahan zaman yang melanda.
 Tak kuliat lagi riuhnya anak-anak bermain di sekitar rumah, tak kudengar lagi teriakan-teriakan khas anak-anak yang mengajak untuk pergi tarawaih bersama.
 Apakah di sekitar sini sudah tidak ada anak2 lagi ? Ah rasanya tidak mungkin, sering kulihat anak-anak lalu lalang memakai sepeda motor, lantas kemana riuhnya suara anak-anak ?
 Tidak ada lagi lampu-lampu cangkok yang terpasang di rumah warga, entah karena mereka lupa atau malu dengan tradisi yang ada, ah sudahlah...

 Apakah mereka lupa riuhnya hal-hal di atas hanya dapat kita temui di bulan ramadhan saja ?
 Apakah mereka tidak antusias lagi dengan bulan ramadhan ini ?
 Mungkin gadget - gadget di tangan mereka lebih menarik sambil mengupdate status dan tempat tongkrongannya.

 Apakah mereka lupa jika bulan ramadhan ini akan terus ada setiap tahunnya, tapi apa kita juga akan hadir di tahun berikutnya ? jangankan menunggu ramadhan tahun berikutnya, menunggu idul fitri besok lusa saja kita belum tentu ada.

 Jangan tertipu dengan sehatnya badan, karena syarat mati tidak harus sakit, selagi masih ada waktu yang sedikit ini mari kita renungkan apa yang telah kita lakukan di bulan yang mulia ini dan sambil berdoa semoga kita berjumpa lagi dengan Ramadhan selanjutnya.

 Agar kita selalu merindukan riuhnya ramadhan :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun