Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka Bikin Saya Menyesal Dilahirkan Terlalu Cepat

3 Mei 2023   07:00 Diperbarui: 3 Mei 2023   06:59 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurikulum Merdeka memupuk semarak Merdeka Belajar. (Shutterstock.com/Tiwuk Suwantini) 

Semarak Merdeka Belajar sudah mulai kuat di negara ini, dengan Kurikulum Merdeka yang sudah meninggalkan Kurikulum 2013.

Apalagi KTSP yang sudah tidak masuk semarak Merdeka Belajar lagi, sudah ketinggalan zaman.

Apa yang membuat semarak Merdeka Belajar ini kuat? Program-programnya yang sangat menjanjikan.

Misal, saat penjurusan SMA, siswa IPA bisa memilih peminatan seperti mengambil mata pelajaran lain untuk pelengkap.

Ini sangat kontras saat masa SMA saya dari 2012-2015 yang masih menggunakan KTSP: mata pelajaran terkotak-kotakkan pada jurusan tertentu.

Dampaknya apa? Saya mengalami kesulitan saat berkuliah (karena dituntut) di Farmasi, karena yang dipelajari bukan hanya IPA seperti Kimia dan Biologi.

Di jurusan Farmasi, juga ada Ilmu Komunikasi, Hukum, dan Ekonomi yang tidak dipelajari dasarnya saat SMA era KTSP.

Hasilnya? Saat lulus pun, saya tidak bisa mendapatkan ilmu yang maksimal, hingga saat ini saya masih kesulitan mencari kerja.

Di era Merdeka Belajar Kampus Merdeka, ada program magang yang bisa menambah pengalaman kerja.

Ini sangat membantu para fresh graduate yang langsung terjun ke dunia kerja, mengingat sistem rekrutmen masih terlalu kuno karena hanya yang menginginkan yang berpengalaman.


Merasa menyesal dilahirkan terlalu cepat
Sebagai penyintas KTSP, saya menyesal karena merasa dilahirkan terlalu cepat sehingga tidak bisa merasakan reformasi sistem pendidikan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun