Mohon tunggu...
Mohammad Zaini Dahlan
Mohammad Zaini Dahlan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Arsitektur Lanskap, SAPPK ITB | Arsitek Lanskap

Membaca fenomena dari sudut pandang seorang arsitek lanskap.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghidupkan Kembali Lingkungan Hidup

5 Juni 2020   22:22 Diperbarui: 5 Juni 2020   23:08 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejenak refleksi diri sebelum Jum'at ini berganti.

Melalui lisan Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda:
"Sebaik-baik hari yang di dalamnya matahari terbit adalah hari Jum'at di mana pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu juga ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu juga ia dikeluarkan darinya." (HR. Muslim dan an-Nasai)

Hari Jum'at adalah hari istimewa bagi seluruh umat manusia, karena pada hari itu Allah swt. cipatakan Adam as. sebagai manusia pertama. Makhluk yang Allah swt. ciptakan dengan tugas mulia sebagai "khalifah" untuk memakmurkan bumi berlandaskan pada hukum-hukum ilahiah. Penciptaan yang meyakinkan para Malaikat bahwa ilmu Allah swt. sangatlah luas dan jauh melampaui kekhawatiran Malaikat akan pertumpahan darah dan kerusakan akibat ulah manusia.

Banyak hikmah yang dapat dipetik dari kisah penciptaan hingga diturunkannya Adam as. ke bumi. Dialog Allah swt. dengan para Malaikat-Nya membuka kisah dengan firman-Nya, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Malaikat pun heran dan muncul kekhawatiran akan terjadi lagi kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi. Al-Qurthubi menerangkan bahwa kekhawatiran Malaikat berdasarkan pada pemahaman arti kata "khalifah" sebagai orang yang memutuskan perkara di antara manusia tentang kezhaliman yang terjadi di tengah-tengah mereka, dan mencegah mereka dari perbuatan terlarang dan dosa. Allah swt. pun menjawab dan meyakinkan Malaikat dengan firman-Nya, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Kemudian Allah swt. membuktikan kuasa-Nya dengan menganugerahkan akal dan memberitahukan Adam as. seluruh nama-nama yang ada di bumi sebagai bekal penting dalam menjalankan peranannya. Karena inilah, Malaikat pun bersimpuh malu dan mengakui kelemahannya seraya berkata, " Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami." Lalu, semua Malaikat pun memberikan sujud penghormatan sebagai bukti ketaatan mereka pada Allah swt., kecuali iblis yang enggan karena iri hati dan kesombongannya.

Kemuliaan Adam as. beserta istrinya Allah swt. tinggikan dengan diizinkannya mereka tinggal di surga untuk menikmati segala macam kenikmatannya. Allah swt. ingatkan pula untuk selalu taat pada perintah-Nya, termasuk untuk tidak memakan buah dari pohon yang dilarang untuk sekedar didekati. Namun, Allah swt. menunjukkan sifat lain dari manusia sebagai makhluk yang lemah dan lupa. Karenanya, syaitan pun mampu menggoda Adam as. dan isterinya hingga Allah swt. turunkan keduanya ke bumi sampai waktu yang telah ditetapkan.

Ada satu hikmah penting dari kisah penciptaan Adam as., yaitu pentingnya memahami tujuan diciptakannya manusia dengan tugas yang diembannya sebagai "khalifah fil ardhi". Allah swt. tegaskan bahwa tujuan menciptakan manusia tidak lain hanya untuk beribadah kepada-Nya, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." Perintah inilah yang patut menjadi dasar setiap ucap, tingkah dan laku manusia selama menjalankan kehidupannya di dunia.
   
Kemudian, manusia sebagai "khalifah" perlu ditekankan pada perannya dalam mengemban misi membumikan asma-Nya yang mulia untuk memutuskan perkara di antara manusia dan menjamin kehidupan di bumi tetap dalam aturan-Nya. Dengan akal yang Allah swt. telah anugerahkan, manusia diberi amanat besar untuk memanfaatkan segala kenikmatan di dunia dengan tetap menjamin kelestarian dan keberlanjutan manfaatnya bagi seluruh generasi hingga waktu yang ditetapkan. Pengetahuan yang diberikan Allah swt. merupakan bukti kepercayaan Allah swt. menitipkan bumi kepada manusia untuk dimakmurkan.

Mengemban tugas kekhalifahan memang tidak mudah. Ketaatan menjalankan perintah-Nya selalu dihadapkan dengan tipu daya iblis yang telah berjanji untuk menyesatkan. Namun, Allah swt. percaya bahwa manusia mampu menjalankannya dan membuktikan pada Malaikat bahwa manusia memang layak mengemban amanat itu.

Semua sudah tersaji untuk dinikmati. Bumi telah dihamparkan dengan luasnya dan gunung dipancangkan dengan tingginya. Langit pun turut menurunkan air kehidupan untuk sempurnakan nikmat-Nya. Pengalaman sementara ketika di surga, menjadi bekal untuk membawa suasana surga di dunia. Namun, Allah swt. tegaskan sebuah larangan untuk tidak mengingkari dengan mengadakan sekutu bagi-Nya. Menyekutukan berarti mengingkari perjanjian. Satu kesalahan fatal tanpa jaminan ampunan.

Berbeda dengan kesalahan lainnya, rahmat dan ampunan Allah swt. di atas segalanya. Pengakuan Adam as. beserta Hawa akibat kesalahan mendekati buah terlarang, dibalas Allah dengan diterimanya taubat. Begitu pun kita yang tak terhitung pengkhianatan terhadap amanah untuk memakmurkan bumi. Namun, Allah selalu ingatkan untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya.

Begitu pun hari ini, tepat di hari Jum'at tanggal 5 Juni 2020 di saat mayoritas penghuni bumi memperingati "World Environment Day" sebagai penggugah kesadaran akan pentingnya berlaku adil dan bijak terhadap lingkungan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun