Mohon tunggu...
Mohammad Syarrafah
Mohammad Syarrafah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah belajar di TEMPO memungut serpihan informasi di jalanan. Bisa dihubungi di email: syarraf@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ketika Bu Risma Enggan Jadi Menteri dan Bicara tentang Jakarta

18 Juli 2019   08:31 Diperbarui: 19 Juli 2019   16:04 2448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Risma saat meresmikan underpass/Dok. Humas Pemkot Surabaya

Meskipun sebetulnya, janji-janji kepada warga Surabaya sudah tuntas semuanya. Buktinya, kurang apa coba di Kota Surabaya? Kota ini telah menjelma menjadi kota terbaik di Indonesia dan sudah sejajar dengan kota-kota besar di dunia.

Cara Bu Risma menjaga janji dan komitmennya untuk warga Kota Surabaya, mengajarkan kita bahwa loyal itu berat, tapi tetap harus ditepati dan dijalankan. Jika meminjam bahasanya Kasatpol PP Surabaya Irvan Widyanto, kira-kira seperti ini: "Loyal itu sakit, tapi lebih sakit jika tidak loyal". Dalem banget ini mah! Mari merenung sejenak.

Bu Risma Bicara Jakarta
Selain menanyakan tentang tawaran menteri, TEMPO juga menanyakan pendapat Bu Risma tentang rencana pemindahan ibu kota ke daerah lain.

Bu Risma pun menjelaskan bahwa tidak tahu pasti apa background atau latar belakang Presiden Jokowi berencana ingin memindahkan ibu kota. Ia pun menduga Presiden Jokowi menginginkan ada lingkungan atau suasana ibu kota yang bagus, karena bagaimana pun juga, ibu kota itu adalah wajah dari suatu negara.

"Bagaimana pun itu kan membawa impact kepada image suatu bangsa dan suatu negara," kata Bu Risma.

Sejauh ini, dia pun masih yakin bahwa ibu kota negara atau Jakarta ini bisa diperbaiki, mungkin akan ada wacana baru jika Jakarta diperbaiki. Bu Risma pun menyadari bahwa memang hal itu tidak mudah, butuh effort (usaha) yang cukup tinggi, artinya bukan hanya uang, tapi juga kerja keras.

Namun begitu, Bu Risma menyadari bahwa persoalan pindah ibu kota itu bukan di tataran setuju atau tidak menyikapinya. Karena rencana yang membutuhkan dana cukup besar itu pasti memiliki latar belakang yang kuat.

Nah, wawancara khusus dengan TEMPO itu kemudian di-share di berbagai media sosial, termasuk di twitter. Tanggapan warganet pun beragam. Salah satu komentar yang menggelitik saya adalah dari Arif Susanto (@withrif) yang ternyata merupakan pengamat politik dari Exposit Strategic.

"Wooi warga Jkt dikode-in tu. Selesai Walkot Sby 2021, lalu...?" Dari sini lah saya kepikiran untuk menuliskan sebuah judul kode keras dari Bu Risma.

Beberapa hari kemudian, ada sebuah video pendek dari Rumah Bhara yang diunggah oleh akun twitter @Elina-Vay. Ia memberi caption: "Apa jadinya kalo Bu Risma jadi Gubernur Jakarta? SETUJU" (lalu emoticon ngacung).

Video pendek itu ketika Bu Risma dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang ada acara di CFD Bungkul. Saat itu, MC acaranya agak "nakal", ia bilang akan menculik Bu Risma untuk Jakarta. Ketawa dua tokoh itu pun pecah. Video itu pun ramai dan menuai banyak komentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun