Mohon tunggu...
Mohammad Syarrafah
Mohammad Syarrafah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah belajar di TEMPO memungut serpihan informasi di jalanan. Bisa dihubungi di email: syarraf@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Diapresiasi Dunia, Jokowi Jadi Sampul Majalah Ekonomi Terbitan Jepang

15 Juli 2019   14:21 Diperbarui: 15 Juli 2019   14:25 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul Majalah terbitan Jepang yang diupload oleh Jokowi di Instagramnya @jokowi.

Kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membangun Indonesia selama 5 tahun ini, terus diapresiasi dunia internasional. Salah satu apresiasi itu diwujudkan dengan menampilkan Jokowi dalam sebuah sampul depan majalah.

Kali ini, wajah close-up Jokowi tampil di majalah ekonomi terbitan jepang bernama Nikkei Asian Review edisi Juli 2019. Di sampul majalah itu, dituliskan sebuah judul 'Jokowi's second chance'.

Kisah itu dimuat dalam tulisan staf penulis Nikkei Asian Review, Shoatro Tani. Tulisan itu mengangkat arah kebijakan dan visi Jokowi pada pemerintahan lima tahun mendatang agar Indonesia memasuki zaman keemasan.

Informasi ditampilkannya Jokowi dalam majalah ekonomi itu terkuak dalam instagram pribadinya @jokowi. Mantan Wali Kota Solo ini juga menuliskan caption sebagai berikut:

"Periode lima tahun ke depan ini, pemerintah fokus menuntaskan apa yang sudah kita mulai: menyelesaikan pekerjaan infrastruktur besar-besaran yang masih berjalan dan pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Optimisme itu tertunang dalam dalam liputan utama majalah ekonomi besar dunia terbitan jepang, Nikkei Asian Review terbitan bulan ini. Selamat membaca," tulis Jokowi sambil menyertakan link beritanya.

Sebenarnya, Presiden Jokowi sudah berkali-kali menjadi sampul depan majalah di luar negeri.  Pada awal terpilih presiden 2014, wajah Jokowi menghiasi sampul majalah Time. Headline majalah asal Amerika Serikat itu berjudul 'A New Hope'. Belum lama ini, Jokowi juga menjadi cover majalah gaya hidup asal Arab Saudi, Arrajol edisi Mei 2019.

Menurut saya, ini tidak hanya sekadar laporan berita semata. Lebih dari itu, banyak negara-negara besar di belahan dunia ini yang mengapresiasi kinerja dan kepemimpinan Jokowi selama 5 tahun ini.

Sementara itu, untuk visi Jokowi membangun Indonesia ke depannya sudah disampaikan dalam pidato pertamanya pada Minggu (14/7/2019) malam. Pidato pertama setelah menang Pilpres 2019 itu digelar di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor.

Dalam pidatonya, Jokowi menyebutkan lima tahapan besar yang akan dilakukannya bersama wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin. Tahapan-tahapan itu untuk membuat Indonesia lebih produktif serta memiliki daya saing dan fleksibilitas tinggi dalam menghadapi perubahan di dunia.

Lima tahapan besar itu adalah meneruskan pembangunan infrastruktur dengan lebih cepat, pembangunan sumber daya alam yang merupakan kunci Indonesia ke depannya, membuka pintu investasi selebar-lebarnya, reformasi birokrasi, dan pengaturan anggaran pada APBN yang tepat sasaran.

Dari kelimanya itu, saya ingin mengangkat poin nomor tiga yang berkaitan dengan perekonomian, meskipun beberapa poin lainnya juga ada yang berkaitan dengan perekonomian, tapi poin tiga ini lebih spesifik dan perlu diapresiasi dalam pengembangan ekonomi ke depannya.

Kira-kira pidato lengkap Jokowi saat itu seperti ini: "Kita harus mengundang investasi yang seluas-luasnya dalam rangka membuka lapangan pekerjaan. Jangan ada yang alergi terhadap investasi.  Dengan cara inilah lapangan pekerjaan akan terbuka sebesar-besarnya. Oleh sebab itu, yang menghambat investasi, semuanya harus dipangkas, baik perizinan yang lambat, berbelit-belit, apalagi ada punglinya! Hati-hati, ke depan saya pastikan akan saya kejar, saya kontrol, saya cek, dan saya hajar kalau diperlukan. Tidak ada lagi hambatan-hambatan investasi karena ini adalah kunci pembuka lapangan pekerjaan".

Menelaah narasi pidato itu, Jokowi menunjukkan "taring"nya sebagai presiden yang akan tegas dalam menjalankan pemerintahannya ke depan. Dari narasi tegas ini, Jokowi seakan member isyarat bahwa ke depannya, pemerintahannya tidak ada beban untuk membasmi orang-orang yang tidak mendukung kemajuan negara.

Narasi "saya kejar", "saya control", "saya cek", dan "saya hajar" merupakan pilihan kata yang jarang dipakai oleh Jokowi selama pemerintahannya yang pertama. Saat berpidato pun, Jokowi sangat lancar dan tidak lagi kaku, seakan mengisyaratkan bahwa dia sudah siap menjalankan pemerintahannya nanti dengan tanpa beban.

Dari pidatonya kemarin yang lancar dan garang, seakan menegaskan bahwa dia sudah menguasai masalah yang terjadi di Indonesia ini dan sudah siap untuk memperbaiki berbagai masalah itu. Semoga ke depannya Indonesia semakin maju di tangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun