Mohon tunggu...
Mohammad Iwan
Mohammad Iwan Mohon Tunggu... Buruh - Pelajar Seumur Hidup

Untuk tetap selo, menyeruput kopi pahit dua kali sehari adalah kunci

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Romantika Pungli dan Seni Bernegosiasi

26 Oktober 2016   13:19 Diperbarui: 10 November 2016   14:16 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serupiah pun akan saya urus kalau pungli!

Pernyataan perang Presiden Jokowi terhadap pungli itu ditulis Kompas.com untuk judul sebuah berita pada selasa 18 oktober 2016. Kalimat itu akan terdengar biasa saja kalau yang mengucapkan Mang Saman, security di perumahan saya. Lha ini Pak Jokowi, bung.

Pemimpin yang aksi-aksinya bikin oknum-oknum kotor jantungan.

Bagaimana gak jantungan, gak ada angin gak ada hujan, tau-tau beliau sudah ada di depan kantor atau instansi yang dicurigai tidak beres. Oknum-oknum kotor itu jelas gak siap, kaget dan gak bisa ngeles, cuma bisa pasrah. Persis kaya wanita yang kedatangan tamu bulanan 15 menit sebelum adzan maghrib berkumandang di bulan ramadhan.

Dengan membentuk tim Sapu Bersih Pungli yang dikomandoi Pak Wiranto, Pak Jokowi terlihat gak main-main. Sebodo amat meski orang-orang bilang; Presiden kok ngurus yang kecil-kecil.

Demi memberi kesan ilmiah pada tulisan ini, apa boleh buat Saya harus mencari definisi pungli di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Menurut kbbi.web.id pungli itu akronim dari pungutan liar, 'me-mungli artinya meminta sesuatu (uang dan sebagainya) kepada seseorang (lembaga, perusahaan dan sebagainya) tanpa menurut peraturan yang lazim.

Yang menarik definisi pungli menurut wikipedia, Pungli adalah pengenaan biaya di tempat yang tidak seharusnya biaya dikenakan atau dipungut. Kebanyakan pungli dipungut oleh pejabat atau aparat. Walaupun pungli termasuk ilegal dan digolongkan sebagai KKN, tetapi kenyataannya hal ini jamak terjadi di Indonesia.

Coba perhatikan poin terakhirnya, luar biasa kan negeri kita.

Belum lama di Indonesia Lawyer Club, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Yang menjadi nara sumber, menceritakan aksi-aksinya ketika mencak-mencak di jembatan timbangan. Beliau mengatakan betapa pungli ini sudah sangat meresahkan masyarakat. Eetdah dari dulu kali Pak! Cuma jelata seperti kami bisa apa?

Saya jadi teringat lirik lagu Iwan Fals,

"Di depan ada polantas wajahnya begitu buas, tangkap aku. Tawar menawar harga pas, tancap gas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun