Mohon tunggu...
Mohammad Iqbal
Mohammad Iqbal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ilmu Kalam, Aliran Jabariyah

25 September 2018   22:17 Diperbarui: 25 September 2018   22:46 6733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Berbicara masalah aliran pemikiran dalam Islam berarti berbicara tentang ilmu kalam. Kalam secara harfiah berarti "kata-kata". Adapun orang yang pandai mengolah kata adalah mutakallim. Ilmu kalam juga diartikan sebagai teologi Islam atau ushuluddin, ilmu yang membahas ajaran-ajaran dasar dari agama. Dengan mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan mendasar dan hal ini akan menimbulkan munculnya perbedaan antara umat Islam.  Perbedaan itu kemudin memunculkan berbagai macam aliran, yaitu Mu'tazilah, Syiah, Khawarij, Jabariyah, Qadariyah dan aliran-aliran lainnya.

Aliran Jabariyah (Fatalism/Presditination)

1.Latar belakang lahirnya Jabariyah

Secara bahasa jabariyah berasal dari kata Jabara yang mengandung pengertian memkasa. Di dalam kamus Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariyah berasal dari kata Jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu sifat dari Allah adalah Al-Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa. Sedangkan secara istilah Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah SWT. Dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur).  Menurut Harun nasution jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qodha' dan Qodar Allah. Maksudnya adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendakNya disini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki kemampuan. Ada yang mengistilahkan bhawa Jabariyah adalah aliran manusia menjadi wayang dan Tuhan sebagai dalangnya.

Adapun mengenai latar belakang lahirnya aliran Jabariyah tidak adanya penjelasan yang sarih. Abu Zahra menuturkan bahwa paham Jabariyah muncul sejak zaman sahabat dan masa Bani Umayyah. Ketika itu para ulama membicarakan tentang masalah Qodar dan kekuasaan manusia ketika berhadapan dengan kekuasaan mutlak Tuhan. Terlepas dari perbedaan pendapat tentang awal lahirnya aliran ini, dalam Al-Qur'an sendiri banyak terdapat ayat-ayat yang menunjukkan tentang latar belakang lahirnya paham Jabariyah, diantaranya:

QS. Ash-Shaffat: 96 yang artinya "Padahal Allah lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". Dan QS. Al Anfal: 17 yang artinya "Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tapi Allah lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui."

Dengan demikian, latar belakang lahirnya aliran jabariyah dapat dibedakan ke dalam dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari pemhaman ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, yang mempunyai paham yang mengarah pada Jabariyah. Lebih dari itu adalah adanya pengaruh dari luar Islam yang ikut andil dalam melahirkan aliran ini. Adapun yang menjadi dasar munculnya paham ini adalah sebagai reaksi dari tiga perkara yaitu pertama, adanya paham Qadariyah, keduanya, terlalu tekstualnya  pemahaman agama tanpa adanya keberanian mewakilkan, dan ketiga adalah adanya aliran salaf yang di tokohi Muqatil Bin Sulaiman yang berlebihan dalam menetapkan sifat-sifat Tuhan sehingga membawa kepada Tasybih.

2.Ajaran-ajaran Jabariyah

Adapun ajaran-ajaran jabariyah dapat dibedakan menajdi dua kelompok, yaitu ekstrim dan moderat. Pertama, aliran extrim.  Diantara tokoh adalah Jahm Bin Sofwan dengan pendapatnya adalah bahwa manusia tidak tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan. Pendapat Jahm tentang keterpaksaan ini lebit dikenal di bandingkan dengan pendapatnya tentang surga dan neraka, konsep iman, kalam tuhan, meniadakan sifat tuhan, dan melihat tuhan di akherat. Surga dan neraka tidak kekal, dan yang kekal hanya Allah. Sedangkan iman dalam pengertiannya adalah ma'rifat atau membenarkan dengan hati, dan hal ini sama dengan konsep yang di kemukakan oleh kaum murjiah. Kalam tuhan adalah makhluk. Allah tidak mempunyai keserupaan dengan manusia seperti berbicara, mendengar, dan melihat, dan tuhan tidak dapat di lihat dengan indra mata di akhirat kelak.

Aliran ini di kenal juga dengan nama Al-Jahmiyyah atau Jabariyah Khalisah. Ja'ad Bin Dirham, menjelaskan tentang ajaran pokok dari Jabariyah adalah Al-Qur'an adalah makhluk dan sesuatu yang baru dan tidak dapat di sifatkan kepada Allah. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk, seperti berbicara, melihat dan mendengar. Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala hal.dengan demikian ajaran Jabariyah yang extrim mengatakan bahwa manusia lemah, tidak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak tuhan, tidak mempunyai kehendak tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas sebagaimana dimiliki oleh paham Qodariyah. Seluruh tindakan dan perbuatan manusia tidak boleh lepas dari skenario dan kehendak Allah. Segala akibat, baik dan buruk  yang di terima oleh manusia dalam perjalanan hidupnya adalah adalah merupakan ketentuan Allah. Kedua, Jabariyah Moderat. Sebagai Jabariyah moderat adalah karena pendapatnya bahwa tuhan menciptakan perbuatan menusia,baik itu positif atau negatif,tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya. An-najjar adalah salah satu tokoh jabariyah yang para pengikutnya di sebut An-najjariyah/Al-husainiyah.

3.Dokrin Utama Aliran Jabariyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun