Mohon tunggu...
Mohammad Sofyan
Mohammad Sofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Programer Penelitian Sosial Ekonomi

Programer Penelitian Sosial Ekonomi CV ODIS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Moral, Etika, dan Empati Dosen

3 Mei 2023   15:00 Diperbarui: 3 Mei 2023   14:58 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dosen, tidak hanya sebagai pengajar namun juga sebagai pendidik. Namun, tak jarang kita jumpai dosen hanya sebagai pengajar, jika seperti itu maka dosen akan kalah dengan google, kalah dengan kecerdasan buatan. Karena pengajar hanya sebatas mengajarkan bahkan terkadang membacakan materi yang disiapkan.

Dosen pendidik, tidak hanya sebatas mengajarkan, menyampaikan materi, namun yang lebih utama adalah mendidik karakter mahasiswa, karena kampus adalah salah satu wahana pembentukan karakter (character building). Pembentukan karakter ini yang tidak bisa dilakukan oleh google maupun kecerdasan buatan. Karena, pembentukan karakter tidak bisa instan, pembentukan karakter melalui pendekatan interpersonal, pendekatan sosial, dan pendekatan emosional.

Dosen senantiasa mengajarkan dan mendidik moral pribadinya dan mahasiswanya, agar bermoral Pancasila yang berketuhanan yang maha esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkesatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam.permusyawaratan /perwakilan, dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berketuhanan yang maha esa, dalam pembelajaran, awal sesi dimulai dengan do'a begitupun akhir sesi pertemuan. Dengan berdo'a kita mengajarkan kepada diri dan mahasiswa bahwa pembelajaran tidak akan bernilai manfaat jika tanpa do'a.

Kemanusiaan yang adil dan beradab, kita mengajarkan kepada diri kita dan mahasiswa untuk berlaku adil kepada sesama mahasiswa, karena dengan berlaku adil wujud manusia yang memiliki adab dan peradaban.

Persatuan Indonesia, kita mengajarkan kepada diri kita dan mahasiswa untuk tidak mengedepankan ke-akuan, ke-sukuan, bahkan mungkin status sosial. Karena aku tidak memiliki kekuatan, namun Kami menghasilkan kekuatan yang dahsyat dengan ridho tuhan.

Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyarawatan/perwakilan. Kita mendidiik diri dan mahasiswa agar dalam merumuskan dan memutuskan sesuatu berkaitan dengan kemaslahatan hendak dirumuskan dan diputuskan bersama secara bijak.

Keadilan sosial bagi seluruh rajyat Indonesia. Kita mengajarkan kepada diri dan mahasiswa untuk berlaku adil, tanpa memandang suku dan agamanya. 

Hal yang paling sering dijumpai bahkan menjadi perdebatan adalah dalam memberikan penilaian, entah itu nilai tugas, nilai UTS, nilai UAS, bahkan nilai sidang tugas akhir. Jika seorang dosen memberikan nilai kecil, maka di cap sebagai dosen pelit nilai, celakanya hal itu di wadahi oleh bagian akademik kampus dengan sesi "komplain nilai".  Maka, dipastikan mahasiswa akan melakukan komplain terhadap nilai yang menurutnya tidak sesuai harapan. Celaka sembilan belas lah.

Dalam memberi nilai, dosen sudah dan telah mempertimbangkan berbagai aspek. Karena dalam.penilaian ada beban moral disana. Jikalau kita memberikan nilai yang baik untuk hasil yang kurang baik, maka kita tidak mendidik mahasiswa, bukan kita tidak kasihan, lebih kasihan lagi semisal kuta memberikan nilai A untuk matakuliah akuntansi yang tidak dikuasainya, begitu bekerja dan di tes mengenai mata kuliah tersebut tidak satupun mampu di jawab/dikerjakan.

Begitupun dengan nilai sidang tugas akhir dimana kita sebagai pembimbing dan penguji uang ada tandatangan kita tertera disana. Pastilah kita memberikan nilai secara profesional dengan pertimbangan moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun