Mohon tunggu...
Mohammad agshalmaulana
Mohammad agshalmaulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas teknik industri

Membuat artikel

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Resensi Buku ''Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah''

28 November 2022   16:18 Diperbarui: 28 November 2022   16:15 2683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

 Manusia Yang Terselamatkan

  • Identitas Buku
  • Judul : Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah
  • Penulis : Alfi Alghazali
  • Tahun Terbit : 2020
  • Tebal Buku : 246 halaman
  • Penerbit : Sahima
  • Harga Buku : 69,000
  • Peresensi : Mohammad Agshal Maulana Akbar, Mahasiswa Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Malang


  •           Dalam kehidupan pasti akan muncul sebuah masalah, dan setiap manusia pasti mempunyai keinginan dan cita-cita dalam hidup. Namun, tidak semua impian akan berjalan sesuai rencana kita. Ketika dipukul mundur oleh keadaan yang seakan dipaksa berjalan kedepan menyakitkan kita tetap tidak boleh putus asa dan menyerah. Sebab kita memiliki Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa akan membantu hambanya dikala seorang hamba yang lemah terpuruk.

  •           Dituliskannya buku ini berawal dari konflik batin sang penulis yang merasa lelah mengejar dunia dan merasa kehilangan arah serta ingin  menyerah. Akhirnya penulis menuangkan segala keluh kesahnya didalam buku ini dan terciptalah novel berjudul “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah”. Buku yang isinya adalah motivasi-motivasi yang dapat membangkitkan rasa semangat hidup dan terdapat pesan tersirat didalamnya untuk mengajak pembaca berdamai akan keadaan dan selalu mengingat Tuhan bahwa Tuhan akan selalu bersama hamba-Nya. “Maka kesulitan sungguh adalah sebuah kebaikan dan jika Allah sudah membantumu melewati kesulitan yang satu ini, jangan lagi melupakan-Nya. Buktikan bahwa kamu akan tetap lekat dan dekat, sujudmu akan tetap panjang, dan doamu akan tetap dalam, walau hidupmu sedang baik-baik saja.” (hal.29)

  •           Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah secara tidak langsung mengajak kita agar selalu bahagia dengan selalu merasa cukup. Mengajak untuk selalu bersyukur, bertahan, serta bersabar dalam menghadapi musibah. Juga untuk cita-cita yang ingin dicapai, haruslah dibarengi dengan keberanian untuk memperjuangkan. Bahkan ketika impian itu dihadapkan dengan masalah, buku ini seperti mengingatkan bahwa pada titik inilah kita harus bertawakal kepada Allah. “Itulah mengapa kita perlu melatih diri kita untuk bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan, dan bersabar atas kesulitan yang Allah timpakan. Sebab kita tidak bisa memilih akan diberikan kenikmatan atau kesulitan, tapi kita bisa memilih melaluinya dengan keimanan atau tidak”
    (hal.48)
          Secara garis besar buku buku ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama menggambarkan tentang jatuh bangunnya kehidupan yang dimulai dari munculnya permasalahan dalam hidup, bagian kedua menggambarkan tentang cinta. Karena tidak dipungkiri dalam hidup manusia pasti akan saling mencintai dan dicintai. Cinta kepada Tuhan, cinta kepada Nabi dan Rosul, cinta kepada Al-quran dan cinta kepada sesama. Dengan menginggat bahwa kita memiliki cintanya Tuhan membuat kita tidak akan merasa terpuruk sebab Tuhan akan menolong hamba-Nya yang berdoa dan meminta bantuan kepada-Nya. Bantuan Tuhan memalui ayat-ayat yang ada di Al-quran maka dari itu kita harus istiqomah dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagian ini termasuk bagian ketiga atau penutup.
  •          Di buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan perjalanan manusia dalam hidup yang tidak selamanya lancar. Mengingatkan bahwa setiap jalan yang dipilih akan ada hal yang berbenturan dengan harapan kita. "...dan melihat segala sesuatunya tak hanya sebagai kesulitan yang membunuh. Namun juga, sebagai kesulitan yang membuat kita bertumbuh. Hikmah-hikmah besar itu memang selalu tersembunyi di balik serangkaian masalah, maka bertahanlah." (hal.3)

  •           Dengan buku ini, kita seperti dituntun untuk terus maju kedepan. Melewati keterbatasan dan banyaknya kemungkinan kecewa dalam dunia yang fana, dunia yang luas namun menyesakkan. Hal ini dilakukan untuk menuju satu dunia baru, yang disebut keabadian.Dalam hidup, setiap manusia akan melewati suatu fase dimana ia akan merasa sendirian, gagal, kemudian kesepian. Emosi ini akan muncul secara alami dikarenakan oleh banyaknya hal yang terjadi dalam hidup. Sederhananya selalu ada lika-liku dalam perjalanannya, tidak ada yang sempurna.

Kelebihan buku ini, dilihat dari tampilan fisiknya buku dengan sampul berwarna cerah ini memberi kesan segar dan tidak cepat bosan. Isi buku singkat, padat, dan jelas. tidak banyak bertele-tele, Isinya "menampar" karena pemilihan kalimat atau diksinya itu "menampar" kesadaran pembaca, Kaya akan tema yaitu tentang dinamika hidup, taubat, cinta, pernikahan, masa depan, pentingnya ilmu, sikap pantang menyerah dalam menghadapi masalah atau cita-cita, menjadi bermanfaat, dan akhirat. Layoutnya simple, lebih enak dilihat, nyaman untuk dibaca, setiap halaman Judul BAB berwarna kuning, Halaman Quote berwarna kuning, Point penting dalam BAB berwarna kuning. Satu bab selesai dibaca, tidak saling menyambung, untuk memudahkan pembaca dalam memahami buku ini, sehingga bisa membaca dari BAB mana pun. Relate dengan kehidupan permasalahan anak muda, seperti permasalahan Cinta, Pernikahan, Masa Depan, Pentingnya Ilmu, dan menjadi bermanfaat. Diksi atau pemilihan kata di dalam buku ini sangat lembut, membujuk, serta memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Penulis bahkan memberikan contoh melalui kehidupan Rasulullah dan sahabatnya. Kisahnya terasa sangat menyentuh, teteapi juga mengingatkan untuk terus memperbaiki diri.

Terdapat beberapa kekurangan dari buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah karya Alfialghazi. Meski memiliki warna yang cerah, sampul buku yang terlalu simpel membuatnya sedikit membosankan. Buku ini juga tidak memiliki gambar atau ilustrasi dalam halamannya sehingga bisa saja pembaca berhenti membaca di tengah jalan karena terlalu monoton. Pada beberapa bagian bab, cerita yang disuguhkan terlalu sedikit sehingga rasa penasaran pembaca belum sepenuhnya terobati. Dalam penulisannya, masih terdapat beberapa kata yang kurang efektif. Paragrafnya pun masih banyak yang kurang dari empat kalimat. Pada beberapa bab yang pembahasannya cukup berat, kalimat pada buku akan sedikit membosankan. Selain itu banyak kata yang digunakan secara berulang sehingga terkesan monoton. Pembaca harus sedikit bersabar dan perlahan dalam membacanya untuk mencerna isi dari buku ini. Menuju bagian akhir buku, rasa tenang yang didapat ketika pertama membaca terasa mulai menghilang. Pembaca seperti dikejar-kejar dan ditodong ribuan pertanyaan, serta dituntut saat ini juga harus bisa.

Manusia Yang Terselamatkan

  • Identitas Buku
  • Judul : Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah
  • Penulis : Alfi Alghazali
  • Tahun Terbit : 2020
  • Tebal Buku : 246 halaman
  • Penerbit : Sahima
  • Harga Buku : 69,000
  • Peresensi : Mohammad Agshal Maulana Akbar, Mahasiswa Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Malang

  •           Dalam kehidupan pasti akan muncul sebuah masalah, dan setiap manusia pasti mempunyai keinginan dan cita-cita dalam hidup. Namun, tidak semua impian akan berjalan sesuai rencana kita. Ketika dipukul mundur oleh keadaan yang seakan dipaksa berjalan kedepan menyakitkan kita tetap tidak boleh putus asa dan menyerah. Sebab kita memiliki Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa akan membantu hambanya dikala seorang hamba yang lemah terpuruk.

  •           Dituliskannya buku ini berawal dari konflik batin sang penulis yang merasa lelah mengejar dunia dan merasa kehilangan arah serta ingin  menyerah. Akhirnya penulis menuangkan segala keluh kesahnya didalam buku ini dan terciptalah novel berjudul “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah”. Buku yang isinya adalah motivasi-motivasi yang dapat membangkitkan rasa semangat hidup dan terdapat pesan tersirat didalamnya untuk mengajak pembaca berdamai akan keadaan dan selalu mengingat Tuhan bahwa Tuhan akan selalu bersama hamba-Nya. “Maka kesulitan sungguh adalah sebuah kebaikan dan jika Allah sudah membantumu melewati kesulitan yang satu ini, jangan lagi melupakan-Nya. Buktikan bahwa kamu akan tetap lekat dan dekat, sujudmu akan tetap panjang, dan doamu akan tetap dalam, walau hidupmu sedang baik-baik saja.” (hal.29)

  •           Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah secara tidak langsung mengajak kita agar selalu bahagia dengan selalu merasa cukup. Mengajak untuk selalu bersyukur, bertahan, serta bersabar dalam menghadapi musibah. Juga untuk cita-cita yang ingin dicapai, haruslah dibarengi dengan keberanian untuk memperjuangkan. Bahkan ketika impian itu dihadapkan dengan masalah, buku ini seperti mengingatkan bahwa pada titik inilah kita harus bertawakal kepada Allah. “Itulah mengapa kita perlu melatih diri kita untuk bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan, dan bersabar atas kesulitan yang Allah timpakan. Sebab kita tidak bisa memilih akan diberikan kenikmatan atau kesulitan, tapi kita bisa memilih melaluinya dengan keimanan atau tidak”
    (hal.48)
              Secara garis besar buku buku ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama menggambarkan tentang jatuh bangunnya kehidupan yang dimulai dari munculnya permasalahan dalam hidup, bagian kedua menggambarkan tentang cinta. Karena tidak dipungkiri dalam hidup manusia pasti akan saling mencintai dan dicintai. Cinta kepada Tuhan, cinta kepada Nabi dan Rosul, cinta kepada Al-quran dan cinta kepada sesama. Dengan menginggat bahwa kita memiliki cintanya Tuhan membuat kita tidak akan merasa terpuruk sebab Tuhan akan menolong hamba-Nya yang berdoa dan meminta bantuan kepada-Nya. Bantuan Tuhan memalui ayat-ayat yang ada di Al-quran maka dari itu kita harus istiqomah dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagian ini termasuk bagian ketiga atau penutup.
  •          Di buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan perjalanan manusia dalam hidup yang tidak selamanya lancar. Mengingatkan bahwa setiap jalan yang dipilih akan ada hal yang berbenturan dengan harapan kita. "...dan melihat segala sesuatunya tak hanya sebagai kesulitan yang membunuh. Namun juga, sebagai kesulitan yang membuat kita bertumbuh. Hikmah-hikmah besar itu memang selalu tersembunyi di balik serangkaian masalah, maka bertahanlah." (hal.3)

  •          Dengan buku ini, kita seperti dituntun untuk terus maju kedepan. Melewati keterbatasan dan banyaknya kemungkinan kecewa dalam dunia yang fana, dunia yang luas namun menyesakkan. Hal ini dilakukan untuk menuju satu dunia baru, yang disebut keabadian.Dalam hidup, setiap manusia akan melewati suatu fase dimana ia akan merasa sendirian, gagal, kemudian kesepian. Emosi ini akan muncul secara alami dikarenakan oleh banyaknya hal yang terjadi dalam hidup. Sederhananya selalu ada lika-liku dalam perjalanannya, tidak ada yang sempurna.

         Kelebihan buku ini, dilihat dari tampilan fisiknya buku dengan sampul berwarna cerah ini memberi kesan segar dan tidak cepat bosan. Isi buku singkat, padat, dan jelas. tidak banyak bertele-tele, Isinya "menampar" karena pemilihan kalimat atau diksinya itu "menampar" kesadaran pembaca, Kaya akan tema yaitu tentang dinamika hidup, taubat, cinta, pernikahan, masa depan, pentingnya ilmu, sikap pantang menyerah dalam menghadapi masalah atau cita-cita, menjadi bermanfaat, dan akhirat. Layoutnya simple, lebih enak dilihat, nyaman untuk dibaca, setiap halaman Judul BAB berwarna kuning, Halaman Quote berwarna kuning, Point penting dalam BAB berwarna kuning. Satu bab selesai dibaca, tidak saling menyambung, untuk memudahkan pembaca dalam memahami buku ini, sehingga bisa membaca dari BAB mana pun. Relate dengan kehidupan permasalahan anak muda, seperti permasalahan Cinta, Pernikahan, Masa Depan, Pentingnya Ilmu, dan menjadi bermanfaat. Diksi atau pemilihan kata di dalam buku ini sangat lembut, membujuk, serta memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Penulis bahkan memberikan contoh melalui kehidupan Rasulullah dan sahabatnya. Kisahnya terasa sangat menyentuh, teteapi juga mengingatkan untuk terus memperbaiki diri.

Terdapat beberapa kekurangan dari buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah karya Alfialghazi. Meski memiliki warna yang cerah, sampul buku yang terlalu simpel membuatnya sedikit membosankan. Buku ini juga tidak memiliki gambar atau ilustrasi dalam halamannya sehingga bisa saja pembaca berhenti membaca di tengah jalan karena terlalu monoton. Pada beberapa bagian bab, cerita yang disuguhkan terlalu sedikit sehingga rasa penasaran pembaca belum sepenuhnya terobati. Dalam penulisannya, masih terdapat beberapa kata yang kurang efektif. Paragrafnya pun masih banyak yang kurang dari empat kalimat. Pada beberapa bab yang pembahasannya cukup berat, kalimat pada buku akan sedikit membosankan. Selain itu banyak kata yang digunakan secara berulang sehingga terkesan monoton. Pembaca harus sedikit bersabar dan perlahan dalam membacanya untuk mencerna isi dari buku ini. Menuju bagian akhir buku, rasa tenang yang didapat ketika pertama membaca terasa mulai menghilang. Pembaca seperti dikejar-kejar dan ditodong ribuan pertanyaan, serta dituntut saat ini juga harus bisa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun