Mohon tunggu...
Qomarul Huda
Qomarul Huda Mohon Tunggu... Guru - Bapak satu anak

Masih belajar dunia tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Legenda Tak Sesuai Ekspektasi

1 Desember 2021   12:32 Diperbarui: 1 Desember 2021   12:56 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Legenda Chelsea, Frank Lampard saat dipecat klubnya (sumber foto: detik.com)

Akan tetapi kehebatannya di atas lapangan belum berbanding lurus dengan prestasi sebagai pelatih. Ia hanya sanggup bertahan semusim saja menangani Cristiano Ronaldo dkk. 

Ini diakibatkan kondisi tim yang tidak bagus dengan tersingkir dari Liga Champions, gagal mempertahankan juara Liga Italia, serta finish di posisi keempat di akhir liga. Kendati demikian ia sempat memberikan tropi Copa Italia dan Piala Super Italia.

Nama terakhir yang masih hangat dibicarakan adalah Ole Gunnar Solskjaer. Pendukung Manchester United tentu tidak akan pernah lupa gol bersejarah Ole di final Liga Champions tahun 1999 melawan Bayern Munchen di Nou Camp yang membawa "Setan Merah" menjadi jawara Eropa.

Ia ditunjuk menjadi pelatih/manajer Manchester United pasca dipecatnya Jose Mourinho. Ole yang pernah melatih Cardiff city dan Molde awalnya hanya menjadi pelatih interim (sementara) sebelum dipermanenkan dengan kontrak panjang.

Ia digadang-gadang menjadi suksesor Sir Alex Ferguson apalagi statusnya sebagai legenda klub. Namun akhir bulan kemarin menjadi titik nadir karirnya sebagai Manchester United. 

Manajemen resmi memberhentikan sang pelatih menyusul serangkaian hasil buruk pada beberapa pertandingan termasuk dipermak Watford 1-4 di laga terakhirnya.
Tidak seperti Lampard dan Pirlo yang hanya bertahan singkat, Ole termasuk beruntung bisa beberapa kali selamat dari pemecatan. 

Tiga musim tanpa memenangi satu gelar pun semakin meyakinkan manajemen untuk memecat legenda mereka yang dulu dikenal dengan sebutan baby face assassin tersebut.

Dari beberapa contoh diatas menunjukkan bahwa mantan pemain sendiri tidak bisa menjamin 100% kesuksesan mereka saat menjadi pelatih.

Status sebagai legenda klub tentu menjadi titel yang akan dihormati oleh fans. Namun sebagai pelatih ia akan dilihat dari kinerja dan prestasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun