Mohon tunggu...
Mohamad Syafrudin
Mohamad Syafrudin Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya sekedar berbagi cerita ..........

Maaf dari dulu masih belajar bikin tulisan.......

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kisah Cakra, Saudara Nanggala, Kelabui Armada Kapal NATO

25 April 2021   10:25 Diperbarui: 25 April 2021   11:21 1818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Armada Kapal Perang Nato di Laut Mediterania (Foto: VivaMedia)

Terlepas dari musibah tenggelamnya KRI Nanggala 402 di perairan Bali, ternyata TNI AL dengan alut sista berupa kapal selamnya menyimpan sejumlah kisah menarik. Salah satunya adalah yang pernah dialami KRI Cakra 401, saudara kembar KRI Nanggala. Sang Cakra pernah mengelabuhi puluhan armada kapal Nato yang sedang latihan di Laut Mediterania, tiba-tiba secara senyap, tanpa diketahui dan dideteksi, hadir di tengah-tengah mereka.....

Kapal Selam Republik Indonesia KRI Nanggala dengan nomor lambung 402 merupakan jenis kapal selam serang bermotor diesel-listrik dimana dari negara pembuatnya yakni Jerman diberi kode U-209.  

Meskipun saat ini, tipe U-209 tidak lagi digunakan Jerman, tapi kapal selam tetap diproduksi. Lebih 60 kapal selam tipe ini telah dijual ke berbagai negara, termasuk Yunani, India dan Turki. Argentina pernah mengerahkan U-209 miliknya ketika melawan Inggris dalam Perang Falklands atau lebih beken dengan nama perang Malvinas.

Tipe terbaru U209 berbobot 1400 ton sekarang masih dibangun di galangan kapal Thyssenkrupp di Jerman atas pesanan Mesir. Thyssenkrupp pada situs webnya mengatakan bahwa model U-209 terinspirasi kapal selam angkatan laut Jerman, tetapi diperbesar untuk dapat beroperasi di perairan yang lebih dalam dan bisa membawa lebih banyak peralatan. Inilah model "kapal selam non-nuklir terlaris di Dunia Barat".

TNI AL saat ini memiliki dua unit kapal selam yang beroperasi. Kapal selam tersebut adalah tipe 209/1300 yang dibuat oleh galangan kapal Howaldtswerke di Kiel, Kawasan Jerman Barat. Tipe ini mulai dipesan Indonesia pada 1977. Sejak 1981, tipe ini memiliki pangkalan di Lanal Dermaga Ujung, Surabaya.

Dua kapal selam bertipe U-209/1300 tersebut diberi nama KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402). Angka empat menunjukkan identifikasi divisi kapal selam. Untuk kemudahan, kedua kapal selam dinamakan kapal selam kelas Cakra.

KRI Cakra digerakkan oleh motor listrik Siemens jenis low speed yang disalurkan langsung (tanpa gear pengurang putaran) melalui sebuah shaft ke baling-baling kapal. Total daya yang dikirim adalah 5000 shp (shaft horse power).

Tenaga motor listrik datang dari baterai-baterai besar yang beratnya sekitar 25 persen dari berat kapal. Baterai dibuat oleh Varta untuk low power dan Hagen untuk high power. Untuk mengisi baterai, ada generator yang diputar oleh empat buah mesin diesel MTU jenis supercharged.

KRI Cakra menggunakan tenaga listrik saat menyelam sehingga menjadikannya bebas bising. Tenaga listrik pun membuatnya senyap sehingga tak mudah terdeteksi sonar dari kapal musuh. Saat kapal selam berada di permukaan baru diaktifkan mesin diesel, sekaligus tahap untuk proses recharging baterai.

Persenjataan KRI Cakra terdiri dari 14 buah torpedo SUT (surface and underwater torpedo) 21 inci buatan AEG dengan delapan tabung. Torpedo jenis ini dapat dikendalikan secara jarak jauh (remote). KRI Cakra dan Nanggala juga kerap digunakan untuk menunjang misi intelijen dan observasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun