Biasanya latihan praktek ini dilaksanakan selama dua bulan meliputi Peraturan Dinas Dalam TNI AL secara langsung di kapal, lattek pemasukan dan pengeluaran senjata torpedo, pengisian battery, pengoperasian seluruh pesawat sesuai kejuruan yang dimiliki dan diakhiri dengan praktek berlayar selama lima hari di laut. Usai tahap ini barulah para Cawakasel layak mendapatkan brevet kebanggaan Hiu Kencana.
Gaji dan Tunjangan Lebih Tinggi
Bekerja dengan risiko dan tekanan yang lebih tinggi dibanding prajurit TNI pada umumnya membuat prajurit khusus kapal selam digaji lebih besar. Sesuai kepangkatan, gaji pokok para ABK kapal selam relatif sama dengan prajurit biasa, namun mereka mendapatkan "fee" masa kerja sehingga gaji mereka pada akhirnya relatif lebih tinggi.
Sebagai gambaran, penulis pada tahun 2010 berpangkat Serda dengan masa kerja (8) delapan tahun bergaji Rp 2.643.300, rekan seangkatan penulis Serda Budi yang bertugas di Kapal Selam ternyata bergaji Rp. 3.425.400,-. Selisih gaji yang ada ternyata dikarenakan Sersan Budi mendapat "fee" masa kerja 2 kali lipat, yang seharusnya 8 tahun menjadi 16 tahun.
Ternyata bukan ekstra masa kerja yang mereka dapatkan, seperti halnya para prajurit bertitel khusus, mereka juga mendapatkan tunjangan khusus Brevet, tunjangan menyelam, tunjangan risiko latihan dan lainnya sesuai aturan yang ada.
Gaji dan tunjangan yang besar tersebut adalah sesuatu yang wajar karena tekanan yang diterima awak kapal selam ini sangat besar, baik tekanan kerja maupun tekanan lingkungan tempat bekerja itu sendiri. Mereka bekerja seperti di dalam botol, situasi, atmosfir, dan psikologis yang sangat berbeda. Mereka pun terputus dengan dunia luar.
Kalau situasi cuaca tidak aman, para awak kapal selam ini bisa 40 hari nonstop di bawah air. Kesalahan sedikit saja yang mereka lakukan atau karena faktor alut sistanya yang sudah tua, mereka bakal menerima konsekuensi logis sebagai awak kapal selam, gugur bersama dengan bulatan baja berongga yang menjadi rumah kedua mereka.Â
Salam Bangga dan Hormat untuk Rekan-rekan Nanggala 402!!!.
Tabah Sampai Akhir... Wira Ananta Rudhiro
Jakarta, 24 April 2021,
(2nd WO M. Syafrudin, SH, MH- Indonesian Marine Corps)