Mohon tunggu...
Mohamad Asrori Mulky
Mohamad Asrori Mulky Mohon Tunggu... Dosen - Penyintas di Jalan Ilmu

Penyintas di Jalan Ilmu, Pernah Nyantri di PonPes Subulussalam, Kresek, Banten dan Pondok Tahfidz Daarul Qur'an, Cikalahang Dukupuntang, Cirebon.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yahudi Menggenggam Dunia

26 Juni 2021   07:24 Diperbarui: 26 Juni 2021   08:29 1729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak kalah dari kaum Muslimin dalam Perang Khaibar, orang-orang Yahudi bersumpah menuntut balas tehadap Nabi Muhammad dan para pengikutnya. Bahkan mereka juga berjanji akan munundukkan dunia dan mengendalikan seluruh aset-asetnya.

Tekad Yahudi menundukan dunia bukan omong kosong belaka. Kenyataanya, dengan cara cerdik dan cerdas mereka berhasil mendominasi sejumlah bidang penting, utamanya perekonomian global. Kita kenal nama-nama seperti, George Soros (raja spekulan), Rothschild (raja bankir internasional), Bill Gates (raja software), Roman Abramovich (raja minyak dan ikon olahraga), Rupert Murdoch (raja bisnis media), dan Walt Disney (raja animasi). Mereka adalah Yahudi tulen yang keberadaanya cukup diperhitungkan di kancah dunia internasional.

Buku "Rahasia Bisnis Yahudi" karya Anton A. Ramdan ini, mengurai secara jelas dan gamblang segala bentuk perjuangan kaum Yahudi sejak masa pemerintahan Islam di Madina hingga kini, dalam usahanya meletakkan dominasi Yahudi atas dunia. Yahudi dengan jaringan Zionisnya berusaha menguasai kantong-kantong vital ekonomi dunia yang kemudian dijadikan senjata bagi mereka untuk menunggangi banyak negara, tak terkecuali negara super power Amerika Serikat.

Menurut Anton, dalam konstelasi ekonomi global, Yahudi telah menguasai IMF, World Bank, WTO, dan lain-lain melalui Amerika. IMF, misalnya, berhasil mendikte kebijakan ekonomi dan politik suatu negara, agar sesuai dengan kepentingan Yahudi dan Amerika. IMF dan Bank Dunia dijadikan Yahudi sebagai sarana mewujudkan kepentingan tirani dan penjajahan ekonomi karena hal ini merupakan prioritas penting kaum Yahudi.

Tak hanya itu, Yahudi juga telah menggenggam banyak perusahaan kelas dunia, seperti General Electric, Caltex, Exxon, dan Coca-Cola Company. Dengan jaringan bisnis Waralaba (franchise) dan Multi Level Marketing (MLM), Yahudi telah melebarkan sayap bisnisnya ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. McDonalds dengan sistem waralaba adalah salah satu perusahaan terbesar milik Yahudi yang berada di seluruh dunia.

Untuk memuluskan rencananya, menaklukan dunia, Yahudi berkepentingan menguasai media massa, baik elektronik maupun cetak. Di media elektronik, Yahudi telah menguasai American Broadcasting Companies (ABC), Columbia Broadcasting System (CBS), dan National Broadcasting Company (NBC). Begitu juga di media elektronik, seperti The New York Times, The Wall Street Journal, dan The Washington Pos, Yahudi berhak menyensor berita yang harus dan tidak boleh disiarkan.

Tidak mengherankan, dalam perang di Jalur Gaza, melalui media-media tersebut, Yahudi seolah membenarkan agresinya dan mempersalahkan Palestina karena dianggap telah meluncurkan roket-roketnya ke permukiman Yahudi di perbatasan Jalur Gaza.

Dengan kemapuan yang dimiliki Yahudi dalam menguasai bidang-bidang di atas tadi, mereka merasa memiliki legitimasi untuk memerintah dan mengeksploitasi sumber-sumber alam di berbagai belahan dunia. Negara-negara miskin dan berkembang mereka tindas tanpa belas kasih melalui pemberian utang atau pinjaman lunak dengan sistem ribanya. Namun, utang yang mereka berikan bukan untuk membantu, melainkan untuk keuntungan mereka sendiri. Pemberian utang merupakan senjata ampuh untuk memaksakan kebijakan politik dan ekonomi mereka di negara-negara yang diberi pinjaman.

Judul Buku : Rahasia Bisnis Yahudi

Penulis : Anton A. Ramdan, S.Si

Penerbit : Zahra

Cetakan : I, Maret 2009

Tebal : 208 halaman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun