Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Sharenting, Orangtua Harus Memiliki Kemampuan Literasi Digital

7 Februari 2025   21:13 Diperbarui: 8 Februari 2025   06:09 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi parenting (Sumber Freepik)

Suatu sore, beberapa hari yang lalu, bungsu saya yang baru usia 6 tahun mengalami insiden kecelakaan kecil ketika melakukan aksi balap sepeda bersama teman-temannya di jalan kampung depan rumah. Insiden itu mengakibatkan cedera yang cukup membuat saya sebagai orangtua prihatin. Dua luka, di kening dan sudut bibir, mengalirkan darah segar setelah dia tersungkur membentur bumi.

Saya segera membawanya kepada seorang teman dekat yang bekerja sebagai tenaga medis. Rupanya luka itu cukup serius sehingga dia harus mendapatkan jahitan di dua area tersebut.

Tindakan medis dengan suntik bius sekitar cedera dan jarum jahit membuat si Bungsu meronta, berteriak, dan menangis sejadi-jadinya menahan sakit. Belasan menit berlalu penanganan medis selesai. Tangisan sang Pasien perlahan surut. Dua botol kecil obat dalam bentuk sirup diberikan. Mungkin untuk mencegah infeksi dan mengurangi rasa sakit. 

Setelah mendapatkan perawatan, saya membawanya pulang saat cahaya senja mulai pudar dan malam menjelang. Di belakang jok kuda besi tua, masih tersisa satu dua sesenggukan. Dalam pangkuan ibunya, si Bungsu ingat anak ayam kesayangannya yang dibelinya seminggu yang lalu.

"Bu, kasihan Bili. Tidak ada yang menemani," suaranya yang masih serak mengingat ayam yang dia beri nama Bili. 

"Kan, ada kakak di rumah yang jagain," ibunya menenangkan.

Saya merasa geli mendengar percakapan anak beranak itu. Dalam kondisi sakit dia itu masih ingat ayamnya. 

Tiba di rumah, sebagaimana kebiasaan warga di kampung, tetangga dan keluarga di sekitar akan berduyun-duyun datang menjenguk jika ada warga yang sakit. Biasanya mereka membawa buah-buahan, roti, atau makanan lain. Satu dua orang menyodorkan uang kepada si Bungsu.

Hal lain yang membuat saya tersenyum sendiri ketika si Bungsu mengaku merasa beruntung jatuh dari sepeda karena diberikan uang oleh orang-orang yang menjenguknya. 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun