Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nenek Minah, Penjual Semangka dan Perajin Ketak

21 Juni 2022   12:36 Diperbarui: 22 Juni 2022   08:30 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sampingnya terdapat sebuah bakul plastik menampung semangka. Di sebelah bakul tergeletak nampan tempat meletakkan semangka yang telah dipotong-potong. Irisan semangka yang ukurannya sama.

Seorang siswa datang dan menyodorkan sekeping uang logam seribu rupiah kepada pemilik semangka. Sebuah tangan keriput menerima kepingan uang itu dan membuka penutup nampan. Tampak dua potong semangka yang tersisa. 

Siswa itu mengangkat satu persatu irisan buah itu. Rupanya anak itu ingin memastikan mana irisan yang lebih besar sebelum menentukan pilihan untuk mengambil salah satu dari semangka itu. Sejak masih anak-anak kita memang sudah memiliki sikap sebagai pembeli untuk memilih barang yang lebih menguntungkan. 

Nenek penjual semangka. Dialah pemilik tangan keriput itu. Saban pagi nenek mangkal di sudut halaman sekolah. Sebut saja Papuk (Nenek) Minah. Bersamanya, Inaq (Ibu) Marni, seorang Ibu penjual nasi berbadan tambun melapak menyediakan sarapan pagi untuk anak-anak. Keduanya berusaha mengais rezeki dengan melayani anak-anak sekolah yang tidak sempat sarapan dari rumah.

Nenek Minah, sambil melayani anak-anak, tangannya terlihat cekatan dan terampil menusuk jarum lalu memasukkan ujung ketak pembentuk anyaman. Di samping jualan semangka, nenek Minah juga membuat kerajinan tangan dari ketak.

Ketak merupakan sejenis tanaman paku-pakuan yang menjalar pada tanaman tertentu. Tanaman itu dijadikan bahan baku untuk membuat berbagai bentuk barang kerajinan, seperti, nampan, bakul, piring, kotak tisu, dan berbagai souvenir. Sebelum digunakan sebagai bahan dasar anayman, ketak dikeringkan terlebih dahulu selanjutnya di raut. Sebagian dibelah sebagai pengikat anyaman.

"Kalau sebesar itu harganya berapa, Nek?" saya bertanya sembari memegang hasil anyaman ketak yang belum selesai. Bentuknya seperti bangun silinder dengan tinggi sekitar 25 cm dan diameter kurang lebih 20 cm.

"Dua ratus lima puluh sampai tiga ratus ribu," jawab Nenek Minah.

Tatapannya terlihat bolak balik ke arah dua titik, saya dan barang anyaman. Sesekali dia harus melayani anak-anak pemburu irisan semangka.

Tangannya berulang kali menusukkan sebuah jarum untuk memasukkan ujung-ujung ketak sebagai pengikat sekaligus motif dan pembentuk hasil anyaman. Sesekali dia mengambil sebilah pisau kecil dan meraut ketak agar memiliki ukuran yang sama dan kelihatan lebih rapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun