Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menulis sebagai Passion (Catatan Hasil Diskusi Kepenulisan bersama Sri Sugiastuti)

22 Mei 2022   23:14 Diperbarui: 5 Juni 2022   05:48 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis sebagai passion dapat ditautkan dengan semangat, keinginan, atau motivasi dasar seseorang dalam melakukan kegiatan menulis.

Passion, dalam pengertian motivasi, menjadi aspek yang penting dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam kegiatan literasi, khususnya menulis. Menempatkan "menulis sebagai passion" penting bagi seseorang yang memiliki visi sebagai penulis profesional. Inilah cara berfikir yang perlu dibangun. 

Passion yang kuat, motivasi yang tinggi sangat memungkinkan seseorang memiliki komitmen, kesabaran, dan kesungguhan untuk menuangkan pikiran, perasaan, pengalaman atau gagasan dalam bentuk tulisan.

Menulis merupakan passion yang menjanjikan. Hal ini paling tidak didasari dua alasan. Pertama, kemampuan menulis dipersepsikan sebagai salah satu indikator tingkat intelektualitas seseorang. Persepsi ini tentu memiliki argumen yang cukup beralasan mengingat keterampilan ini masih dianggap sebagai kegiatan yang sulit. 

Menulis, pada saat yang sama, membutuhkan kemampuan berfikir, wawasan yang luas, dan harus memiliki referensi bacaan yang memadai. Kemampuan menulis juga memerlukan proses. Penulis-penulis besar memulainya dengan proses.

Ke dua, menulis (tepatnya penulis) merupakan salah satu profesi yang tergolong bergengsi dan mendapatkan tempat sebagai status sosial yang cukup dihargai dalam masyarakat. Menulis merupakan hasil kerja intelektual dan hasil kerja semacam ini mendapatkan tempat yang berharga dalam kehidupan sosial.

Di samping sebagai hasil kerja intelektual, menulis juga sangat memungkinkan pelakunya mendapatkan kompensasi material. Sejumlah penulis profesional membuktikan bahwa hasil karyanya dapat memberikan tingkat kesejahteraan yang cukup baik.(1)

Kendala dan Solusi

Kendala seseorang dalam menulis pada dasarnya sama saja dari waktu ke waktu. Secara umum kendala itu bersifat individual. Seseorang tidak memiliki bakat menulis merupakan kendala yang paling umum ditemukan.

Secara umum para penulis profesional bersepakat bahwa setiap orang memiliki bakat dalam menulis. Bakat, sebagai kemampuan potensial, dengan demikian perlu dilatih dan dikembangkan. Penulis-penulis besar tidak begitu saja mendapatkan keterampilan menulis  Mereka sampai pada titik maksimal melalui sebuah proses yang panjang. Penulis profesional mulai dari kerja amatiran.

Kendala lainnya, seseorang acapkali merasa terlalu sibuk, Padahal ada banyak waktu senggang yang dapat dimanfaatkan seseorang untuk menulis. Dengan kemajuan teknologi saat ini seseorang dapat menuangkan tulisannya melalui gawai yang menyediakan banyak fasilitas untuk menuangkan tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun