Mohon tunggu...
Mohamad Saiful Anwar
Mohamad Saiful Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - Panggil saja Saiful

Hallo, nama saya Mohamad Saiful Anwar biasa dipanggil Saiful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia

30 Oktober 2020   20:44 Diperbarui: 30 Oktober 2020   21:01 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

  • Sejarah Bahasa Indonesia

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bahasa Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928. Pada saat itu para pemuda di pelosok Nusantara sedang berkumpul dalam rapat pemuda. Dalam rapat tersebut menghasilkan tiga ikrar yang diberi nama Sumpah Pemuda. Baca juga: Utamakan Pemakaian Bahasa Indonesia di Ruang Publik Tiga ikrar tersebut, yakni bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar yang ketiga merupakan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada waktu itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa ini tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang jaman dulu sudah dipakai sebagai bahasa perhubungan dan perdagangan. Tidak hanya ke Kepulauan Nusantara tapi hampir di seluruh Asia Tenggara. Di Asia Tenggara, bahasa melayu sudah dipakai sejak abad ke-7. Kerajaan-kerajaan di Indonesia juga memakai bahasa melayu. Tidak hanya Kerajaan Majapahit, tapi juga Kerajaan Sriwijaya.

  • Peristiwa Pertumbuhan Bahasa Indonesia

A. Ejaan van ophuisjen (1901)

Huruf yang berfungsi sebagai huruf i, seperti mula dengan ramai, juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaa.

Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.

Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.

Tanda baca, seperti koma ain, untuk menuliskan kata-kata ma'moer, 'akal, ta', pa', dsb.

B. Ejaan Republik/ Soewandi (1947)

Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.

Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.

Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun