Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gubuk Kenangan

31 Juli 2017   22:31 Diperbarui: 31 Juli 2017   22:36 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepuluh tahun lalu sudah berlalu, gubuk yang berada di tengah sawah dahulu kala, sekarang sudah menjadi apartemen yang menjulang tinggi, padahal tempat itu menjadi kenangan manis Jali,  sebagai awal perkenalan dengan si imut,  gadis cantik yang menjadi idola kampung saat itu.

"Neng, aku selalu teringat dengan tempat yang paling berkesan dalam hidupku, di sini aku mulai mengenal dirimu."Jali sambil melamun,  membayangkan mendiang istrinya. 

"Jali, melamun saja kerjaan kamu tiap hari."sapa Triman teman akrabnya. 

"eh kamu Man, maklum saja,  tempat ini sangat bersejarah dalam hidupku".

"Move on mas bro, masih banyak perempuan cantik di luar sana kok."hibur Triman. 

***

Jali dan istrinya hidup tentram,  saling kasih mengasihi, ia sangat perhatian kepada istrinya, walau dari keluarga miskin,  namun kesederhanaannya dalam berpenampilan,  namun akhlaknya luar biasa halusnya,  sampai membuat jali terpesona kepadanya. Istrinya meninggal disaat mau melahirkan putra pertamanya, ia dan kandunganya tak tertolong lagi setelah jatuh di kamar mandi,  dan meninggal saat diperjalanan menuju rumah sakit.

"Neng,  bangun neng."sambil memeluknya.

"Jali...sabar Jali,  semua ini ujian,  kamu harus tabah menghadapinya."Ibunya menasehati dengan memegang pundaknya. 

***

Setelah kehilangan istrinya,  ia berusaha tegar kembali untuk beraktifitas seperti semula yaitu menjadi peneliti di lembaga Kajian Ilmu Alam, ia selalu mencatat kenangan manis dengan mendiang istrinya,  ia berusaha semaksimal mungkin untuk membuktikan agar menjadi seorang peneliti hebat, dan hasil penelitiannya berguna bagi banyak orang. Ditinggal orang yang ia kasihi,  tak mengurungkan niatnya untuk menjadi orang hebat,  justru sebagai cambuk untuk meraih kesuksesan di masa depan,  dengan dedikasi yang tinggi yang dihadiahkan untuk mendiang istri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun