Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Patahnya Kursi Jabatan

3 November 2017   08:50 Diperbarui: 3 November 2017   09:19 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dahulu kala ada kerajaan besar yang megah, dan terkenal seantero Negeri, Rajanya dikenal sangat demokratis terhadap bawahannya,  ia mengumumkan kepada rakyatnya yang hendak mendaftarkan diri menjadi salah satu menterinya, harus memenuhi persyaratan yang super ketat. 

Salah satu kandidatnya yaitu seorang Saudagar kaya yang dirinya merasa pantas dan berambisi akan terpilih menjadi seorang menteri. Ia mengira bahwa jabatan itu bisa didapatkan dengan mudah dengan cara menyogok atau menyuap para tim penyeleksi.  

"Pak, tolong berkas saya diterima ya,  nanti ada hadiah yang diantar ke rumah  bapak-bapak." ia sambil memperlihatkan muka melas. 

"Wani piro? "canda salah seorang tim seleksi. 

"Pokoknya apa yang bapak-bapak minta,  saya akan kabulkan. "tuturnya. 

Setelah seleksi berkas pertama, ia lolos ke tahap selanjutnya,  yaitu seleksi berkas kedua yang dilakukan oleh tim seleksi yang berbeda. Ia mengira seperti seleksi pertama, akan mudah dengan mengeluarkan modal terlebih dahulu,  dan ternyata benar,  semua tim seleksi luluh dengan harta yang menyilaukan.

Akhirnya sang saudagar lolos ke tahap selanjutnya, yaitu ujian psikotes. Seperti sebelumnya, ia menganggap enteng semua tes,  ia berfikir kalau ada uang, orang-orang akan senang,  kalau ada fulus, semuanya akan mulus. Kebiasaan ini sudah sering ia lakukan tanpa mempertimbangkan dampak buruknya. 

Di hari pengumuman seleksi akhir, nama saudagar terpampang pertama,  dan lolos akan menjadi Menteri. Melihat hal itu,  hatinya senang luar biasa, ternyata modal banyak yang ia keluarkan tak sia sia. 

Setelah pelantikan Menteri baru,  sang Raja mendapatkan laporan bahwa Menteri yang baru saja dilantik, terlibat dalam kasus suap seleksi berkas dan psikotes. Raja sangat murka melihat menterinya melakukan kecurangan sebelum mulai 

bekerja. Akhirnya raja menyuruh prajuritnya untuk  menjebloskan sang menteri tadi ke dalam penjara. Bukannya mendapatkan untung,  malah buntung. 

Ia baru teringat pesan guru spiritualnya saat sudah di penjara, yang berisi tentang anjuran berbuat baik,  serta tak terburu-buru dalam bertindak demi sebuah ambisi, dengan menghalalkan segala cara. Nasi sudah menjadi bubur, tinggal menikmati penyesalan yang datangnya setelah kemudian. 

Lorong Aduan,  3/11/2017, 08.35 Wib. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun