Kepada tentang bagaimana
*Untuk Cep Subhan
Sedang apa penyair
malam-malam bergentayangan
dikontrakan
Mungkin dia lapar
Ah, bukankah penyair memang selalu lapar?
dan penyair memang harus sering lapar
Jika perutnya senantiasa kenyang ia akan tertidur
lupa menulis puisi
Sang penyair kemudian menanak kata diatas api
kadang gosong, kadang pulen juga
Ia memasak Sartre, Camus, Sigmund Freud, sekaligus Via Vallen dalam pancinya
Apa laukmu malam ini, penyair?
Aih, goreng peda!
Sambal terasi
Pais teri!
kemana sekelompok pemikir dan penyanyi dangdut tadi?
mana lalabnya?
Sang penyair celingak-celinguk
Dirambetnya pucuk singkong dan pepaya tetangganya
saya cekikikkan
Dasar Sunda! Dikasih sambal lepas dikebun pun hidup dia!
M. Rudi
9/09/2018
*Dua bait terakhir adalah celetukan Nanu Warkop dalam rekaman kaset Warkop prambors Pertama di Palembang.
------###----------
~Kepada akan kemana~
Akan kemana kita
seusai hujan reda berganti gerimis seperti salju ditempa lampu kotamu
Trotoar itu bahkan tak menyisakan ruang
kita terpaksa menepi pada lajur aspal bergelombang
tertatih oleh beban ransel dipunggung dan segala apa dikepala
Akan kemana kita
alir kali code bahkan lebih tahu kemana ia bermuara
sementara kita masih sibuk bertanya
mungkin kita adalah kerbau yang pasrah kemana takdir menarik moncongnya
Akan kemana kita
mungkin seperti kali code dan kerbau itu
bermuara di lautan berhenti di pejagalan
berakhir di meja makan
Akan kemana kita
Kita bukan hewan
Kita cuma manusia
Yang terlalu sibuk bertanya
____M. Rudi____
Yogyakarta 2013-2020