Mohon tunggu...
Moh fauzi
Moh fauzi Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Manusia seperti kamu

Lebih lanjut hubungi saya sebagai pelaku ini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesejahteraan dan Kebobrokan Demokrasi Indonesia

16 November 2022   01:18 Diperbarui: 16 November 2022   01:20 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Negara kesejahteraan adalah cita-cita dan tugas pendiri negara. Cita-cita luhur para pendiri bangsa tentu memiliki alasan yang kuat atas eksistensi bangsa dalam rangka membantu rakyatnya. 

Dari keterpurukan pasca perang melawan  berbagai penjajah di bumi nusantara. Sebagai bangsa yang baru merdeka, tentu tidak mungkin ada dan merdeka tanpa kekuatan negara. 

Setiap negara dipandang sebagai solusi atas tantangan dan masalah untuk maju bersama dengan negara lain. Secara psikologis dan historis, negara kesejahteraan harus menjadi kebutuhan masyarakat,yang harus menjadi pilihan dan kewajiban bangsa dan negara.

Untuk melihat dedikasi Negara secara fakta, negara merupakan tulang punggung masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan. Tentu saja, keadaan ini membutuhkan pemimpin dari semua elemen dengan semangat kebangsaan yang kuat, tinggi, tanpa mengutamakan kepentingan individu atau kelompok. Sayangnya, keadaan  ini juga mengarah ke tren lain. 

Artinya negara menjadi arogan, arogan dan totaliter di bawah kekuasaan politik pemerintah. Akibatnya, keadaan ini memiliki pengaruh otoriter di tingkat elit kekuasaan. 

Tentu saja, ketika konsep negara kesejahteraan terseret ke dalam "lembah" itu membuat saya sedih nanti, tetapi bukan itu tujuannya. Konsep negara kesejahteraan sebenarnya merupakan rancangan tatanan konstitusional yang menitikberatkan pada kesejahteraan warganya, namun kesejahteraan rakyat telah menjadi mitos di balik tujuannya, konsep negara kesejahteraan. Konsep yang ideal adalah bahwa negara berkomitmen untuk mensejahterakan rakyatnya dan terserah dengan memilih sistem antara monarki, oligarki, atau demokrasi sebagai pilihannya.

Indonesia  cukup  cerdas  dan  berani  memilih demokrasi  sebagai  pilihannya  tentu  saja.  Pilihan ini tentulah tepat dikarenakan Indonesia dirancang  dan    dibuat  oleh  rakyat,  bukan  raja atau   dari   sebuah   garis      keturunan   (dinasti politik),  akan  tetapi  melalui  berbagai  kekuatan politik  rakyat  yang  diwakili  oleh  kaum  muda (pelajar dan mahasiswa) jauh sebelum kemerdekaan.

Sebut  saja    gerakan  Budi  Oetomo dengan Kebangkitan Nasionalnya (1908), Gerakan  Sumpah  Pemuda  (1928)  dan  Proklamasi Kemerdekaan (1945). Elemen elemen penyanggah    negara  sebagai  negara  berdaulat, memiliki idiologinya sendiri (Pancasila), memiliki bahasanya sendiri (Indonesia), memiliki pegangan    negara    kesatuan    yang    berbentuk republik  dengan  keaneka  ragamannya  (Bhineka Tunggal Ika), memiliki lagu kebangsaan (Indonesia    Raya),    memiliki    bendera    sendiri (Merah  dan  Putih)  dan  semuanya  itu  dirancang dan  dibuat  oleh  rakyat  yang  diwakili    oleh  para pelajar, pemuda, dan mahasiswa (Kaum terpelajar).

Fakta  sejarah  tersebut,  memberikan  kekuatan kepada bangsa Indonesia, bahwa pilihan demokrasi   adalah   tepat menuju   pada   negara kesejahteraan yang dicita citakan, dengan catatan bahwa  From  the  people,  by  the  people,  for  the people      (Abraham   Lincoln)   dijadikan   sebagai konsep    dasarnya,    dan    relevan    untuk    dapat dipadukan   melalui   ideologi   negara   dan   peta politik  pemerintahan  menuju  cita-cita  tersebut. 

Olehnya   itu      idiologi   negara   dan   peta   politik pemerintahan idealnya, haruslah memiliki orientasi terhadap kesejahteraan sosial. Indonesia   yang   memiliki   idiologi   berkarakter keadilan sosial (Pancasiala dengan sila kelimanya),    dan        komitmen    sebagai    negara kesejahteraan (welfare state) yang menitikberatkan pada kepentingan kesejahteraan warga   negaranya      memiliki   alasan   yang   kuat untuk  mempraktekkan  demokrasi  di  Indonesia secara utuh.

Negara   kesejahteraan,   keadilan   sosial   dan kesejahteraan  sosial  dalam  beberapa  prinsipnya secara  ekspilisit  memiliki  keterakaitan  dengan nilai-nilai  demokrasi  sebagai  jalan,  yang  harus ditempuh    menuju   tujuan,    ketika    demokrasi dipahami  sebagai sebuah  kerja  kultural,  sosial dan   politik,   tidak   hanya   berbicara      tentang membangun pranata politik saja seperti pemilihan   umum,   dewan   perwakilan   rakyat, partai   politik,   otonomi   daerah,   desentralisasi dan   lain-lain,   akan   tetapi   demokrasi   secara utama juga  berbicara  lebih  luas  yakni,    tentang mental,     spirit     sebagai     core     values     yakni, toleransi,   kesamaan,   kebebasan,   keberadaban, martabat,  dan  lain    lain  yang  lebih  mengarah pada kehidupan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun