Mohon tunggu...
MOHAMMAD SAMITRA
MOHAMMAD SAMITRA Mohon Tunggu... -

PEWARIS ILMU PENGETAHUAN ISLAM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ayo Kiat Membaca Buku Upaya Menggali Ilmu Pengetahuan

3 Desember 2013   06:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:23 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayo Kiat Membaca Buku Upaya Menggali Ilmu PengetahuanTahun 2011 berdasarkan survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)  rendahnya minat baca ini, dibuktikan dengan indeks membaca Nasional, saat ini indeks membaca Indonesia 0,001, artintya  1 Buku dibaca atau diperebutkan oleh 1000 orang, sangat jauh dibandingkan dengan negara Singapura 550 untuk 100 orang Pada tahun 2012 Indonesia nangkring di posisi 124 dari 187 Negara dunia dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk, termasuk kebutuhan pendidikan, kesehatan dan ‘melek huruf’. Indonesia sebagai Negara berpenduduk 165,7 juta jiwa lebih, hanya memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 50 juta per tahun. Itu artinya, rata-rata satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang.  Banyak orang-orang pintar yang di mulai dengan membaca baik membaca berita ,buku, majalah dan lain sebagainya sehingga mereka yang sering membaca banyak tahu yang menyebabkan mereka unggul baik dari segi pengetahuan dan wawasan, selintas kita melihat sebuah negara dengan kemajuan yang sangat pesat baik dari segi pengetahuan dan teknologi yaitu salah satunya negara iran,dimana negara tersebut dikenal dengan penduduk yang suka membaca buku, hal tersebut di mulai dari jenjang sekolah dasar dengan ukuran rata-rata 50-80 halaman setiap hari, maka negara iran menjadi negara yang di segani oleh negara eropa laianya. Dalam konteks keindonesiaan secara general adalah negara yang memiliki tujuan dalam berdirinya dan hari ini menjadi janji kemerdekaan dalam keberprosesannya. Mencerdaskan anak bangsa adalah pioritas yang utama, sehingga dalam kesempatan hari ini, dengan kebijakan nasional tentang pendidikan sudah sedikit progres dibandingkan dengan dekade-dekade yang lalu. Hal ini nampak dari anggaran pendidikan yang mencapai 20% APBN, kebijakan desentralisasi memberikan suport terhadap peningkatan pendidikan daerah. Meski demikian agresifitas pemerintah upaya membayar janji kemerdekaan untuk seluruh rakyat tampa terkecuali, tetapi hal ini belum optimal dalam mewujudkan masyarakkat yang cerdas sesuai janji kemerdekaan. Gerakan membaca dalam konteks fisik, atau dalam konteks penomena tentang gejala perubahan zaman masih sangat minim. Daya minat baca masyarakat indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain, hal ini yang menjadi salah satu dari entry poin belum optimalisasi pendidikan di indonesia secara keseluruhan, baik formal, dan informal. Rendahnya budaya baca  secara nasional adalah hasil dari komulasi redahnya minat baca didaerah-daerah terkhusus daerah peloksok. Mewujudkan indonesia maju dalam segala aspek harus dibangun dalam pondasi dasar yang kuat dan kokoh. Negara yang maju ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas, dan sumber daya yang berkualitas adalah manusia-manusia yang tererdaskan. Gerakan baca, atau membudayakan baca dalam pengertian sempit membaca buku, penomena dan permasalahn adalah sebuah keharusan yang dibangun oleh seluruh komponen bangsa itu sendiri, pemerintah dan stackholder (masyarakat, dan intansi swasta) secara bersama saling membantu dan menguatkan sebagai mana seruan dalam Al-Qur’an (Tawanu alal biri wataqwa, wala taawanu ala ismi waludwan), tolong menolonglah dalam  bebajikan dan ketaqwaan dan jangan tolong menolong dalam kemaksiatan dan kemunkaran mungkin ini gambaransebagai inti dari seruan Allah SWT, untuk lebih lanjut (Baca: Surat Al-Ashr). Manusia yang tercerdaskan adalah manusia yang sunguh-sungguh dalam membaca segala macam bacaan. Buku bukan lagi bacaan yang sunah melainkan bacaan yang harus selesai dan menjadi kewajiban sebelum mampu membaca bacaan lain yang berifat penomena sosial sebagai problem dan tantangan peradaban. Harapan seluruh rakyat Indonesia adalah mencapai harkat derajat dan martabat sebagai bangsa yang cerdas, sejahtera dan adil adalah sebuah utopia yang bukan keniscayaan yang tidak terwujud melainkan utopis yang meski berwujud. Manusia-manusia tercerdaskan karena telah dan selesai membaca dan membudayakan baca dikehidupannya sudah mampu menorehkan tinta sejarah yakni tegaknya negara Indonesia yang merdeka.  Sering kita lihat di negara-negara maju dimana budaya baca di lakukan, baik dilakukan di rumah, sekolah, tempat-tempat umum bahkan dalam kendaraan umumpun mereka lakukan, dan budaya membaca tersebut di lakukan tidak hanya dilakaukan oleh kaum pelajar saja tetapi masyarakat pada umumnya, maka tidak heran kalau hari ini mereka lebih unggul. Melihat  masyarakat indonesia hari ini dimana masih sedikit orang yang menggunakan waktunya untuk membaca buku, itu artinya budaya membaca dinegara kita belum bisa terealisasi dengan baik dan belum bisa menjadi kebiasaan yang positif   baik di kalangan pelajar tingkat SD, SMP, SMA ataupun mahasiswa.hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapah paktor : 1.Masih mahalnya harga buku yang di tawarkan sehingga membuat enggan orang  untuk membeli 2.Kurangnya perpustakaan dalam menyediakan buku-buku yang bekualitas 3.Kurang tersedianya taman perpustakaan gratis 4.Lingkungan dengan kurangnya  minat masyarakat dalam membaca buku Maka dengan hal tersebut seyogyanya semua pihak ikut serta memberikan solusi akan permasalahan yang ada, maka kami mencoba mengadakan taman bacaan umum yang menyediakan buku-buku berkualitas baik untuk kalangan pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa ataupun masyarakat umum dan mendorong untuk menggiatkan budaya membaca disela-sela waktu senggang mereka baik dilakukan ditempat umum atapun di tempat-tempat umum lainya, sehingga akan tercipta masyarakat yang berpengetahuan luas dan berwawasan tinggi, dan mendorong mereka dalam memberikan solusi mengenai pelajaran yang tidak di menegerti,  di sekolah.Tahun 2011 berdasarkan survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)  rendahnya minat baca ini, dibuktikan dengan indeks membaca Nasional, saat ini indeks membaca Indonesia 0,001, artintya  1 Buku dibaca atau diperebutkan oleh 1000 orang, sangat jauh dibandingkan dengan negara Singapura 550 untuk 100 orang Pada tahun 2012 Indonesia nangkring di posisi 124 dari 187 Negara dunia dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk, termasuk kebutuhan pendidikan, kesehatan dan ‘melek huruf’. Indonesia sebagai Negara berpenduduk 165,7 juta jiwa lebih, hanya memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 50 juta per tahun. Itu artinya, rata-rata satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang.  Banyak orang-orang pintar yang di mulai dengan membaca baik membaca berita ,buku, majalah dan lain sebagainya sehingga mereka yang sering membaca banyak tahu yang menyebabkan mereka unggul baik dari segi pengetahuan dan wawasan, selintas kita melihat sebuah negara dengan kemajuan yang sangat pesat baik dari segi pengetahuan dan teknologi yaitu salah satunya negara iran,dimana negara tersebut dikenal dengan penduduk yang suka membaca buku, hal tersebut di mulai dari jenjang sekolah dasar dengan ukuran rata-rata 50-80 halaman setiap hari, maka negara iran menjadi negara yang di segani oleh negara eropa laianya. Dalam konteks keindonesiaan secara general adalah negara yang memiliki tujuan dalam berdirinya dan hari ini menjadi janji kemerdekaan dalam keberprosesannya. Mencerdaskan anak bangsa adalah pioritas yang utama, sehingga dalam kesempatan hari ini, dengan kebijakan nasional tentang pendidikan sudah sedikit progres dibandingkan dengan dekade-dekade yang lalu. Hal ini nampak dari anggaran pendidikan yang mencapai 20% APBN, kebijakan desentralisasi memberikan suport terhadap peningkatan pendidikan daerah. Meski demikian agresifitas pemerintah upaya membayar janji kemerdekaan untuk seluruh rakyat tampa terkecuali, tetapi hal ini belum optimal dalam mewujudkan masyarakkat yang cerdas sesuai janji kemerdekaan. Gerakan membaca dalam konteks fisik, atau dalam konteks penomena tentang gejala perubahan zaman masih sangat minim. Daya minat baca masyarakat indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain, hal ini yang menjadi salah satu dari entry poin belum optimalisasi pendidikan di indonesia secara keseluruhan, baik formal, dan informal. Rendahnya budaya baca  secara nasional adalah hasil dari komulasi redahnya minat baca didaerah-daerah terkhusus daerah peloksok. Mewujudkan indonesia maju dalam segala aspek harus dibangun dalam pondasi dasar yang kuat dan kokoh. Negara yang maju ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas, dan sumber daya yang berkualitas adalah manusia-manusia yang tererdaskan. Gerakan baca, atau membudayakan baca dalam pengertian sempit membaca buku, penomena dan permasalahn adalah sebuah keharusan yang dibangun oleh seluruh komponen bangsa itu sendiri, pemerintah dan stackholder (masyarakat, dan intansi swasta) secara bersama saling membantu dan menguatkan sebagai mana seruan dalam Al-Qur’an (Tawanu alal biri wataqwa, wala taawanu ala ismi waludwan), tolong menolonglah dalam  bebajikan dan ketaqwaan dan jangan tolong menolong dalam kemaksiatan dan kemunkaran mungkin ini gambaransebagai inti dari seruan Allah SWT, untuk lebih lanjut (Baca: Surat Al-Ashr). Manusia yang tercerdaskan adalah manusia yang sunguh-sungguh dalam membaca segala macam bacaan. Buku bukan lagi bacaan yang sunah melainkan bacaan yang harus selesai dan menjadi kewajiban sebelum mampu membaca bacaan lain yang berifat penomena sosial sebagai problem dan tantangan peradaban. Harapan seluruh rakyat Indonesia adalah mencapai harkat derajat dan martabat sebagai bangsa yang cerdas, sejahtera dan adil adalah sebuah utopia yang bukan keniscayaan yang tidak terwujud melainkan utopis yang meski berwujud. Manusia-manusia tercerdaskan karena telah dan selesai membaca dan membudayakan baca dikehidupannya sudah mampu menorehkan tinta sejarah yakni tegaknya negara Indonesia yang merdeka.  Sering kita lihat di negara-negara maju dimana budaya baca di lakukan, baik dilakukan di rumah, sekolah, tempat-tempat umum bahkan dalam kendaraan umumpun mereka lakukan, dan budaya membaca tersebut di lakukan tidak hanya dilakaukan oleh kaum pelajar saja tetapi masyarakat pada umumnya, maka tidak heran kalau hari ini mereka lebih unggul. Melihat  masyarakat indonesia hari ini dimana masih sedikit orang yang menggunakan waktunya untuk membaca buku, itu artinya budaya membaca dinegara kita belum bisa terealisasi dengan baik dan belum bisa menjadi kebiasaan yang positif   baik di kalangan pelajar tingkat SD, SMP, SMA ataupun mahasiswa.hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapah paktor : 1.Masih mahalnya harga buku yang di tawarkan sehingga membuat enggan orang  untuk membeli 2.Kurangnya perpustakaan dalam menyediakan buku-buku yang bekualitas 3.Kurang tersedianya taman perpustakaan gratis 4.Lingkungan dengan kurangnya  minat masyarakat dalam membaca buku Maka dengan hal tersebut seyogyanya semua pihak ikut serta memberikan solusi akan permasalahan yang ada, maka kami mencoba mengadakan taman bacaan umum yang menyediakan buku-buku berkualitas baik untuk kalangan pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa ataupun masyarakat umum dan mendorong untuk menggiatkan budaya membaca disela-sela waktu senggang mereka baik dilakukan ditempat umum atapun di tempat-tempat umum lainya, sehingga akan tercipta masyarakat yang berpengetahuan luas dan berwawasan tinggi, dan mendorong mereka dalam memberikan solusi mengenai pelajaran yang tidak di menegerti,  di sekolah.

RENDAHNYA MINAT BACA ORANG INDONESIA

Tahun 2011 berdasarkan survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) rendahnya minat baca ini, dibuktikan dengan indeks membaca Nasional, saat ini indeks membaca Indonesia 0,001, artintya1 Buku dibaca atau diperebutkan oleh 1000 orang, sangat jauh dibandingkan dengan negara Singapura 550 untuk 100 orang

Pada tahun 2012 Indonesia nangkring di posisi 124 dari 187 Negara dunia dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk, termasuk kebutuhan pendidikan, kesehatan dan ‘melek huruf’. Indonesia sebagai Negara berpenduduk 165,7 juta jiwa lebih, hanya memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 50 juta per tahun. Itu artinya, rata-rata satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang.

Banyak orang-orang pintar yang di mulai dengan membaca baik membaca berita ,buku, majalah dan lain sebagainya sehingga mereka yang sering membaca banyak tahu yang menyebabkan mereka unggul baik dari segi pengetahuan dan wawasan, selintas kita melihat sebuah negara dengan kemajuan yang sangat pesat baik dari segi pengetahuan dan teknologi yaitu salah satunya negara iran,dimana negara tersebut dikenal dengan penduduk yang suka membaca buku, hal tersebut di mulai dari jenjang sekolah dasar dengan ukuran rata-rata 50-80 halaman setiap hari, maka negara iran menjadi negara yang di segani oleh negara eropa laianya.

Dalam konteks keindonesiaan secara general adalah negara yang memiliki tujuan dalam berdirinya dan hari ini menjadi janji kemerdekaan dalam keberprosesannya. Mencerdaskan anak bangsa adalah pioritas yang utama, sehingga dalam kesempatan hari ini, dengan kebijakan nasional tentang pendidikan sudah sedikit progres dibandingkan dengan dekade-dekade yang lalu. Hal ini nampak dari anggaran pendidikan yang mencapai 20% APBN, kebijakan desentralisasi memberikan suport terhadap peningkatan pendidikan daerah. Meski demikian agresifitas pemerintah upaya membayar janji kemerdekaan untuk seluruh rakyat tampa terkecuali, tetapi hal ini belum optimal dalam mewujudkan masyarakkat yang cerdas sesuai janji kemerdekaan.

Gerakan membaca dalam konteks fisik, atau dalam konteks penomena tentang gejala perubahan zaman masih sangat minim. Daya minat baca masyarakat indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain, hal ini yang menjadi salah satu dari entry poin belum optimalisasi pendidikan di indonesia secara keseluruhan, baik formal, dan informal. Rendahnya budaya bacasecara nasional adalah hasil dari komulasi redahnya minat baca didaerah-daerah terkhusus daerah peloksok.

Mewujudkan indonesia maju dalam segala aspek harus dibangun dalam pondasi dasar yang kuat dan kokoh. Negara yang maju ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas, dan sumber daya yang berkualitas adalah manusia-manusia yang tererdaskan. Gerakan baca, atau membudayakan baca dalam pengertian sempit membaca buku, penomena dan permasalahn adalah sebuah keharusan yang dibangun oleh seluruh komponen bangsa itu sendiri, pemerintah dan stackholder (masyarakat, dan intansi swasta) secara bersama saling membantu dan menguatkan sebagai mana seruan dalam Al-Qur’an (Tawanu alal biri wataqwa, wala taawanu ala ismi waludwan), tolong menolonglah dalambebajikan dan ketaqwaan dan jangan tolong menolong dalam kemaksiatan dan kemunkaran mungkin ini gambaransebagai inti dari seruan Allah SWT, untuk lebih lanjut (Baca: Surat Al-Ashr).

Manusia yang tercerdaskan adalah manusia yang sunguh-sungguh dalam membaca segala macam bacaan. Buku bukan lagi bacaan yang sunah melainkan bacaan yang harus selesai dan menjadi kewajiban sebelum mampu membaca bacaan lain yang berifat penomena sosial sebagai problem dan tantangan peradaban. Harapan seluruh rakyat Indonesia adalah mencapai harkat derajat dan martabat sebagai bangsa yang cerdas, sejahtera dan adil adalah sebuah utopia yang bukan keniscayaan yang tidak terwujud melainkan utopis yang meski berwujud. Manusia-manusia tercerdaskan karena telah dan selesai membaca dan membudayakan baca dikehidupannya sudah mampu menorehkan tinta sejarah yakni tegaknya negara Indonesia yang merdeka.

Sering kita lihat di negara-negara maju dimana budaya baca di lakukan, baik dilakukan di rumah, sekolah, tempat-tempat umum bahkan dalam kendaraan umumpun mereka lakukan, dan budaya membaca tersebut di lakukan tidak hanya dilakaukan oleh kaum pelajar saja tetapi masyarakat pada umumnya, maka tidak heran kalau hari ini mereka lebih unggul.

Melihat masyarakat indonesia hari ini dimana masih sedikit orang yang menggunakan waktunya untuk membaca buku, itu artinya budaya membaca dinegara kita belum bisa terealisasi dengan baik dan belum bisa menjadi kebiasaan yang positifbaik di kalangan pelajar tingkat SD, SMP, SMA ataupun mahasiswa.hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapah paktor :

1.Masih mahalnya harga buku yang di tawarkan sehingga membuat enggan oranguntuk membeli

2.Kurangnya perpustakaan dalam menyediakan buku-buku yang bekualitas

3.Kurang tersedianya taman perpustakaan gratis

4.Lingkungan dengan kurangnyaminat masyarakat dalam membaca buku

Maka dengan hal tersebut seyogyanya semua pihak ikut serta memberikan solusi akan permasalahan yang ada, maka kami mencoba mengadakan taman bacaan umum yang menyediakan buku-buku berkualitas baik untuk kalangan pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa ataupun masyarakat umum dan mendorong untuk menggiatkan budaya membaca disela-sela waktu senggang mereka baik dilakukan ditempat umum atapun di tempat-tempat umum lainya, sehingga akan tercipta masyarakat yang berpengetahuan luas dan berwawasan tinggi, dan mendorong mereka dalam memberikan solusi mengenai pelajaran yang tidak di menegerti, di sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun