Mohon tunggu...
Moevtia Kartika Dewi
Moevtia Kartika Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta

Mahasiswa semester 6 Jurusan Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta memiliki ketertarikan pada bidang seni dan kebudayaan, sosial, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Perjuangkan Rendang Terdaftar di UNESCO, Jadi Upaya Gastrodiplomasi Negara

23 Mei 2022   07:40 Diperbarui: 23 Mei 2022   07:46 7107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Makanan khas masyarakat Minang dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia oleh CNN sejak tahun 2011. Suatu kebanggaan bagi masyarakat Sumatera Barat juga masyarakat Indonesia makanan ini dapat digemari oleh banyak orang didunia. Makanan dengan cita rasa khas rempah-rempah Indonesia dengan rasa sedikit pedas ini telah didaftarkan oleh UNESCO (United Nations Educational. Scientific, and Cultural Organization) sebagai warisan budaya dunia sejak tahun 2013 (Lenny, 2021). Sampai dengan saat ini, Indonesia masih memperjuangkan rendang agar diakui UNESCO. Pendaftaran rendang sebagai warisan budaya Indonesia ke UNESCO ini dipengaruhui oleh Anthony Bourdain pada perhelatan World  Street Food Congress 2017 di Manila. Dukungan ini dilakukan karena beliau melihat kualitas dan kekayaan kuliner Indonesia yang memiliki karakter yang unik.

Masuknya rendang sebagai 50 besar makanan ternak di dunia, dijadikan Indonesia sebagai instrument diplomasi untuk menunjukkan eksistensi negara ini dikancah internasional, memberikan citra yang positif, dan dalam upaya nation branding negara Indonesia. Tak hanya diplomasi yang bersifat tradisional saja yang dilakukan Indonesia, gastrodiplomasi dimanfaatkan Indonesia sebagai upaya mengenalkan budaya dan makanan Indonesia di dunia. Definisi dari gastrodiplomasi sendiri adalah diplomasi yang menggunakan makanan sebagai alat atau instrument perantara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional.

Berjalannya proses gastrodiplomasi makanan rendang ini didukung juga oleh kemajuan teknologi digital melalui media sosial dan media massa, sehingga proses penyaluran informasi mudah dijangkau dan cepat tersebar. Upaya diplomasi secara langsung dengan menghadiri atau mengadakan festival-festival budaya dan kuliner turut dihadiri Indonesia agar orang asing dapat mencicipi makanan secara langsung. Selain itu, keaktifan Indonesia dalam mengadakan festival bertemakan kuliner Indonesia sering dilakukan di dalam negeri maupun luar negeri. Contohnya adalah acara Merendang sedunia yang dilakukan di Padang dan program Rendang Goes to Europe yang dicanangkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mempromosikan kuliner Indonesia ke dunia sekaligus upaya Indonesia agar rendang dapat diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia.

Sayangnya upaya Indonesia dalam hal gastrodiplomasi melalui mendaftarkan rendang ke UNESCO masih belum berhasil. Sampai saat ini Indonesia masih berupaya agar rendang dapat masuk dalam daftar warisan budaya dunia dari Indonesia. Sulitnya memperoleh pengakuan UNESCO terhadap rendang menjadi pertanyaan, mengapa hal ini sulit sekali diwujudkan.

Kesulitan proses pendaftaran ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Rendang merupakan makanan yang bersifat domain atau milik umum. Hal ini karena tak hanya di Indonesia, tetapi Malaysia pun memiliki makanan rendang. Persamaan ini terjadi karena kedua negara merupakan negara serumpun yang mana kebudayaan, adat, Bahasa, maupun makanannya memiliki kesamaan. Selain itu beberapa ahli juga berpendapat bahwa semua orang dapat mengklaim masakannya adalah milikinya, artinya siapapun dapat mengklaim rendang apabila orang tersebut yang membuatnya. Sulitnya pengakuan dari UNESCO ini karena UNESCO tentunya memiliki standar yang harus dipenuhi oleh sebuah kebudayaan agar dapat diakui menjadi warisan budaya dunia. UNESCO perlu menelaah mengenai sejarah, asal mula dan standar-standar lainnya agar dapat lolos seleksi. Melihat adanya persamaan makanan rendang yang ada di Indonesia dan Malaysia, membuat UNESCO belum dapat memproses dan perlu meneliti makanan ini lebih lanjut agar tidak terjadi masalah antara kedua negara ini.

Untuk dapat mencapai keinginan tersebut, perlu upaya dan dukungan yang lebih ekstra dari berbagai pihak tidak hanya pemerintah. Indonesia perlu menyiapkan segala berkas untuk mendapatkan sertifikat tersebut. Upaya Indonesia ini masih dilakukan karena dengan terdaftarnya rendang ke dalam daftar UNESCO maka hal tersebut dapat mengangkat pamor negara. Selain itu apabila ada negara lain yang mengaku bahwa rendang adalah berasal dari negaranya, maka negara tersebut dapat dituntut atas pengakuan tersebut.

Gastrodiplomasi yang dilakukan Indonesia ini tak hanya untuk memenuhi tujuan yang telah disebut di atas saja. Dengan mempromosikan gastrodiplomasi ke dunia, upaya ini dapat menarik perhatian wisatawan mancanegara sehingga dapat meningkatkan jumlah pariwisata di Indonesia. Sektor pariwisata tentunya tidak lepas dari kuliner, adapun wisatawan yang mengunjungi suatu negara dengan tujuan untuk mencicipi makanan di negara yang mereka kunjungi. Apabila gastrodiplomasi ini berhasil, maka hampir seluruh sektor yang berkaitan dengan ekonomi akan meningkat, khususnya yang berkaitan dengan pariwisata, kuliner, dan akomodasi.

Dengan banyaknya keuntungan dari gastrodiplomasi tersebut, Indonesia sampai dengan saat ini masih berjuang untuk mendaftarkan rendang sebagai warisan budaya dunia. Pemerintah memerlukan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap mempertahankan rendang agar tidak punah. Selagi menunggu prosesnya, Indonesia harus tetap mengenalkan rendang pada dunia internasional, dengan membuat sebuat festival ataupun menghadiri sebuah festival. Masyarakat juga dapat mengenalkan rendang dengan membagikan cerita atau pengalaman ke dalam media sosial yang dapat dilihat oleh orang-orang diseluruh dunia ataupun membagikan langsung kepada turis atau kerabat asing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun