Mohon tunggu...
Moehammad Abdoe
Moehammad Abdoe Mohon Tunggu... Seniman - Sastrawan

Pelopor komunitas Pemuda Desa Merdeka (PDM, 2015) dengan gerakan yang mengangkat tema sosial dan seni musik jalanan. Karyanya berupa puisi dan cerpen beredar di sejumlah surat kabar dan majalah. Buku antologi puisi tunggal terbarunya yang telah terbit berjudul Debar Waktu (Elex Media Komputindo/Kompas Gramedia, 2021). Saat ini, ia masih tinggal di sebuah desa kecil di bawah lereng bukit kapur (Kalipare-Malang) sebagai penulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Doa - Puisi Moehammad Abdoe

4 Desember 2021   23:57 Diperbarui: 7 Desember 2021   19:00 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aku bersyukur kepadamu tuhan, bukan hanya semata diriku, ibu, ayah, ataupun kakak, tetapi hidup yang lebih hidup, seperti ranting dan bunga saat dilepas musimnya, masing-masing tetap tabah, merangkai kembali sembilan puluh sembilan butir marjan yang dahulu pernah terberai

malam ini, oh, tuhan sayang, ya, tuhan sayang, ajari aku tabah, seperti dahulu di rahim ibu, engkau menjagaku

(Malang, 4 Desember 2021)

Moehammad Abdoe, lahir dan berdomisi di Malang, pelopor Komunitas Pemuda Desa Merdeka, menulis puisi dan cerpen yang dimuat di berbagai surat kabar dan majalah. Buku puisi terbarunya berjudul; Debar Waktu (2021), Sehelai Lontar (2021), Sebutir Debu (2021).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun