Kelas Sore yang Asyik (Review Kelas Menulis Bersama KPB dan KP)

Sore ini notifikasi media sosial Whatsapp mendadak ramai, Grup Menulis bersama KPB dan KP menjadi paling ramai notifikasinya. Para anggota grup sangat antusias untuk menyimak materi yang akan disampaikan oleh Daeng Daeng Khrisna Pabichara. Materi hari ini mengupas terkait "Penokohan dalam Sebuah Cerita". Materi ini menurut saya menjadi dasar yang penting dalam membuat sebuah cerita tanpa adanya penokohan yang bagus maka sebuah cerita tak akan memiliki karakter kuat yang menarik untuk dibaca.

Perbincangan berlanjut ke beberapa poin penting materi yakni :

Pertama beliau mengajak anggota grup untuk membaca tulisan beliau terkait penokohan yang berjudul "Mencipta Tokoh Cerita yang Segar"  dan Hidup" Mencipta Tokoh Cerita yang Segar dan Hidup"  (Bacaan satu) dan juga " Benarkah Tokoh Jahat dalam Cerita Harus Selalu Jahat"(Bacaan Dua). 

Tulisan beliau menjadi pemantik awal untuk memberi pandangan baru terkait sebuah cara penyampaian emosi tokoh. Hal ini penting, tanpa adanya emosi atau konflik batin sebuah cerita akan serasa hambar tak berasa. 

Konflik batin yang ada dalam sebuah cerita akan mengenalkan juga karakter si tokoh secara tidak sadar. Bahkan dapat menjadi pengantar rasa bagi pembaca yang mungkin memiliki kondisi atau keadaan yang serupa.

Kedua beliau mengajak anggota grup untuk menyelami makna penokohan dan manfaatnya. Pertanyaan beliau mengundang banyak sekali jawaban unik dan berbeda-beda. Seperti beberapa pendapat yang saya ambil berikut ini:

• Penokohan merupakan inti dari sebuah kisah fiksi, selain pendukung lainnya seperti waktu, lokasi, dan kondisi. Penokohan sangat bermanfaat untuk membuat alur cerita terasa lebih hidup -- Ujar Pak Rudy.
• Penokohan adalah bagaimana sang pengarang mampu menciptakan karakter tokoh baik melalui dialog ataupun deskripsi. Manfaat tokoh dan penokohan adalah membuat cerita terkesan lebih hidup, sehingga pembaca mampu mengimajinasikan cerita itu. -- Ujar Bu Firda Fatimah.
• Penokohan adalah proses, cara dan perbuatan seseorang pengarang menciptakan tokoh dalam cerita. Penokohan dan tokoh berfungsi sebagai sarana bagi pengaran/penulis dalam menyampaikan gagasan agar menarik bagi pembaca. -- Ujar Bu Siska Dewi

Ketiga beliau memberi pertanyaan kalau membuat cerpen, siapa tokoh terdekat dalam kehidupan yang akan dijadikan tokoh dalam cerpen kita. Selain itu, beliau meminta kita untuk mendeskripsikan tokoh yang pernah atau mengandai-andai kita sudah pernah membuat cerpen. 

Pertanyaan ini mencoba mengorek kembali dan dapat menjadi senjata kita sebagai dasar dalam membuat tokoh dalam sebuah cerpen. Deskripsi tokoh menjadi hal yang harus dicermati agar bisa menyusun alur yang akan dibuat. 

Fisik, latar belakang, prilaku unik, cara melampiaskan emosi, dan suasana di lingkungan tokoh menjadi beberapa poin penting dalam menjawab apa saja yang perlu ada dalam deskripsi atau bahkan bisa lebih detail lagi.

 Terakhir beliau memberikan sebuah trik yang beliau lakukan dalam pembuatan tokoh yakni dengan membuat "Lembar Karater". Lembar ini disesuaikan dengan jumlah tokoh yang akan dibuat. Lembar tersebut berisi deskripsi lengkap dan detail terkait nama hingga kebiasaan sang tokoh.