Mohon tunggu...
Moch Taufiq Zulmanarif
Moch Taufiq Zulmanarif Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer Mojokerto

Content writer Mojokerto | Kompasianer Malang | Social Media Anthusiast | Agriculture Fresh Graduate | One piece lover ⛵

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tangisan Bocah

19 September 2019   06:16 Diperbarui: 19 September 2019   06:53 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak kecil yang mengikuti maiyah, sumber gambar: @hilmiwafa1

Suara tangis pun pecah

Semua orang terpana, dan juga mulai bingung

Lorong waktu yang terus berjalan

Ringkihan penuh makna atau mungkin sarat bencana

1 tahun ataupun 20 tahun sama saja

Setiap tangis adalah ekspresi

Raga yang merintih dan termenung

Jiwa yang mati tak bisa merasakannya

Setiap tetes air mata adalah kebahagiaan

Bukan bentuk kelemahan

Justru untuk  melawan

Sebuah kejumudan yang parah dan membelenggu

Sebuah puisi terinspirasi tangisan anak kecil

Jampirogo, 14 September2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun