Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dimana Kita, Biasakan Berperasaan Halus

28 Desember 2022   09:31 Diperbarui: 28 Desember 2022   09:54 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi pagi bersama istri dipagi hari akan semakin berbinar jika kita sama-sama berperasaan halus (Foto: Dok. IDN Times)

Masa liburan sekolah tahun ini, beberapa ASN (Aparatur Sipil Negara)  di lingkungan Dinas Pendidikan Klaten - terutama guru - banyak yang mengambil cuti tahunan. Ada yang hanya cuti sehari ada juga yang cuti satu minggu (7 Hari). Ada yang sebagian cuti dimanfaatkan untuk istirahat di rumah hingga berliburan . "Semua dizinkan, karena memang itu hak seorang ASN," papar Kus Indratno, S.Pd, Kepala Sekolah SMPN 6 Klaten.

Begitu juga dengan penulis, juga memanfaatkan cuti untuk liburan untuk menengok cucu dan anak. Selesai beraktifitas pagi - momong cucu - biasanya dimeja ada secangkir teh dan kue wingko babat tersaji rapi. Sambil menikmati riuhnya suara dan alunan musik  'ojo dibanding-bandingke' karya Abah Lala, teh tong tji dan kue desatersaji membikin semangat menyambut hari. Hati berbinar serasa dunia sudah tergenggam dalam sanubari.

Melengkapi indahnya suasana pagi. saya menatap buku karya Hamka yang tertumpuk di atas meja. Sekilas,  tertarik mengambil buku tersebut untuk membacanya. Saya menyimak satu persatu isi buku, dan ada bab yang menarik untuk dicermati. Kalimat langsung yang ditulis Hamka itu berisi nasihat dari almarhum Haji Agus Salim.

Nasihat indah dari Haji Agus Salim kepada Hamka disampaikan dengan bahasa yang penuh perasaan. Beliau berkata, "Malik apa yang engkau tulis, saya tahu itu baik maksudnya. Apa yang engkau pidatokan juga baik, cuma satu yang harus kamu perhatikan, yaitu pilihlah tempat engkau menanamnya".

Bagus juga kopi pagi di tempat yang indah, makin memesona, meski umur sudah tidak muda lagi (Foto : Dok/trippers.id)
Bagus juga kopi pagi di tempat yang indah, makin memesona, meski umur sudah tidak muda lagi (Foto : Dok/trippers.id)

Pesan moral yang tersirat pada kalimat nasihat di atas sangat dalam maknanya. Kita hendaklah dapat menempatkan diri kita, tulisan kita, ucapan kita sesuai dengan situasi dan suasananya. Meskipun apa yang disampaikan itu maksudnya baik namun jika tidak disampaikan pada tempat dan suasana yang tepat maka akan merusak keadaan. Itulah Nasihat seorang alim yang disampaikan dengan perasaan halus

Berperasaan halus adalah hasil pribadi yang kuat, dan karena luasnya pergaulan, banyaknya pengalaman, dan setengahnya dari pembawaan. Berperasaan halus berarti dapat menghargai dirinya sendiri dan orang lain dalam pendiriannya. Berperasaan halus bukanlah orang yang suka baper atau suka bawa perasaan.

Hanyut dalam Lautan kata di samudera karya Hamka, tidak terasa di depan sudah ada sajian sarapan pagi dengan menu istimewa masakan ibu ratu. Aroma sambal terasi, tahu,tempe goreng, dan sayur asam bening membuyarkan konsentrasi. Terdengar sayub kata lembut ajakan untuk menikmati sarapan pagi bersama.

Saya berpikir, disinilah saya harus berperasaan halus juga,  karena kebaikan ini akan membuahkan kehangatan dan kelezatan bersama. Dengan berperasaan halus akan dapat menumbukan kasih sayang di antara kita. Bahkan, kalau bisa di mana tempat dan ketemu siapapun kita berperasaan halus. (Diq)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun