Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Petruk, Togog dan Gabang

4 Desember 2022   15:46 Diperbarui: 4 Desember 2022   15:53 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi,  Petruk dan Togog. Gambar: Wayang Word Pres.co.

"Karena saya masih banyak acara, saya pamit duluan ya, silahkan nanti diteruskan obrolannya dengan Togog, Mbilung dan kawan kawan", sambung Petruk.

"Dan ini tolong diterima sebagai  tanda empati saya terhadap kalian", tambah Petruk seraya menyerahkan sesuatu berupa dauk, tentu saja ada isinya.

Para tokoh --pura pura -- kaget.

"Maaf baginda, ini apa?, kata salah seorang tokoh  sambil melirik isi dalam dauk yang oleh empunya sengaja  tidak ditutup rapih.    Semua  terperanjat, isinya tak lain  tumpukan Gabang.

"Maksudnya gimana ini paduka, paduka bermaksud nyogok kami supaya tidak melakukan aksi dan kritik terhadap kebijakan paduka, maaf kalau itu maksudnya, kami tidak terima", kata salah satu tokoh.

"Oh, bukan begitu", buru buru Togog menjelaskan.

"Ini Gabang bukan sogokan, tapi tanda empati  baginda terhadap kalian, sudah jauh jauh datang memenuhi undangan, jadi diterima saja, nanti obrolannya dengan saya dan Mbilung", kata Togog.

Para tokoh sejatinya hanya berpura pura, menjaga imeg  agar tidak dikira mata duitan bin materialis, padahal inilah yang dimaksud ungkapan "kejarlah daku, kau kutangkap".

"Ya sudah, lanjutkan obrolannya, saya pamit duluan, kalau ada apa apa nanti, bilang sama Togog atau Mbilung ya", Petruk mengahiri obrolan sambil pamit  dan menyalami satu persatu para tokoh.

Sejak peristiwa pertemuan di Kampung yang tidak besar itu, Ki Dalang mengisahkan bahwa  kini para tokoh itu sudah tak lagi terdengar suaranya, kalaupun ada aksi atau demonstrasi di Kerajaan Amartapura dari komunitas komunitas rakyat Amartapura, para tokoh itu tak lagi kelihatan batang hidungnya.

Kemana....?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun