Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peresmian Perluasan Pabrik PT MFI dan Ketidakadilan

29 Juli 2022   23:15 Diperbarui: 29 Juli 2022   23:20 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambutan Plt Dirjen Industri Kimia,Farmasi dan Tekstil Ign.Warsito. Foto Dok.Pribadi

Rekruitmen karyawan untuk perluasan pabrik MFI ini dikabarkan sebanyak 100 orang, namun untuk warga sekitar seperti yang beredar di masyarakat hanya di terima 2 orang, padahal yang daftar banyak, yang ikut seleksi banyak, ada yang gugur diawal, ada yang gugur di tahap ahir, kenapa gugur, layaknya seperti misteri, gugur juga tidak dikasih tahu, tidak ada pengumuman,  ini sungguh tidak adil bagi masyarakat sekitar yang terimbas asap, debu dan kebisingan.

Persoalannya, kata petinggi perusahaan, pabrik ini berteknologi tinggi, makanya butuh seleksi yang ketat. Menurut saya bukan itu masalahnya, tapi kurang adanya kemauan untuk memprioritaskan warga sekitar walaupun memenuhi persyaratan.

Soal kemampuan untuk mengoperasikan mesin berteknoogi tinggi, toh ada training, tinggal mengadaptasikan ilmunya dengan mesin yang akan dioperasikan jika memang punya niat memberdayakan masyarakat sekitar

Contohnya ada warga sekitar yang lulus Fakutas Teknik Mesin dari PTN ternama, tidak diterima di Perusahaan ini, nyatanya sekarang dikirim ke Korea oleh perusahaan diluar Cilegon yang menerimanya.

Jadi intinya adalah Perusahaan kurang perhatian dalam pemberdayaan masyarakat sekitar dalam bidang ketenagakerjaan, dianggapnya warga sekitar masih seperti yang dulu yang tidak punya kemampuan, sehingga muncul ketidakadilan itu. Oleh karenanya, tidak  ada bangganya warga sekitar dengan gemerlap industri yang ada, malah tersayat hati dengan hiruk pikuk keramaian di pagi hari melihat orang masuk kerja, ironis memang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun