Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meninggalnya Para Petugas KPPS, Matinya Nurani Politisi

12 Mei 2019   04:51 Diperbarui: 12 Mei 2019   05:25 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
regional.kompas.com

Seorang perempuan, terlihat menyusuri kamar kamar, melihat dan memperhatikan satu persatu  si penghuni kamar yang sedang kesakitan, mereka adalah para korban yang selamat dari keganasan terjangan ombak akibat meletusnya  Gunung Krakatau, mereka adalah para korban Tsunami Selat Sunda. Saat peristiwa ini terjadi, mereka sedang berjibaku memperjuangkan kehidupan dirinya sendiri.

Di antara korban yang sempat dihampiri perempuan itu adalah  Temblo dan anaknya, Temblo mengaku bahwa nyawanya diselamatkan oleh seutas tali. Temblo saat itu sedang jadi MC pementasan Band Seventeen di Tanjung Lesung pada minggu ahir bulan Desember 2018 lalu dihadapan para karyawan PLN yang mengontraknya.

Siapa perempuan itu? Ia tak lain adalah Bupati Serang Ratu Tatu Hasanah yang sedang menjenguk Korban Tsunami yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Drajat Prawiranegara milik Pemerintah Kabupaten Serang.

Pada peristiwa yang lain, seorang laki laki yang perawakannya cukup tegap, wajahnya cukup ganteng, terlihat ikut menggotong  keranda mayat di antara gang sempit di sebuah pemukiman padat yang ada di Jakarta.

Mayat yang ada dalam keranda itu bukanlah pejabat, bukan karyawan berdasi, tapi rakyat jelata yang sedang berusaha untuk dapat menghidupi keluarganya di samping menjalankan tugasnya  demi kenyamanan orang banyak. Ia tak lain adalah Naufal, seorang Petugas Prasarana Umum (PPSU) dibawah naungan Pemerintah DKI. Tugasnya menyapu jalan tiap pagi buta disaat yang lain masih tertidur lelap. Ajal menjemputnya lantaran terkena musibah, ditabrak oleh pengendara bermotor yang tidak bertanggung jawab. Lari!

Siapa lelaki yang ikut menggotong keranda itu? Ia tak lain adalah Anies Baswedan si empunya Jakarta alias Gubernur DKI.

Pertanyaannya adalah, seorang perempuan dan seorang laki-laki yang keduanya adalah pejabat pemerintahan, sedang melakukan apa? Ya keduanya sedang menjalankan amanahnya sebagai pejabat pemerintahan daerah, sedang melaksanakan nuraninya sebagai manusia yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menimpa warganya.

Peristiwa lain terjadi, kali ini tidak main main, ratusan orang petugas KPPS meregang nyawa, ribuan pula yang masuk rumah sakit. Sedang apa mereka? Apakah sedang memperjuangkan kehidupannya? Oh tidak, mereka sedang melaksanakan tugas negara, sebagai penyelenggara Pemilu paling bawah. Tugas itu dilaksanakan hanya karena pemilu. Untuk siapa? Untuk memilih Presiden, Wakil Presiden dan memilih para anggota Legislator baik DPD, DPR dan DPRD daerahnya masing-masing.

Setelah itu lantas apa? Para pejabat tinggi ribut soal penyebab kematian mereka. Tak ada berita yang menyebutkan adanya calon presiden, wakil Presiden yang ikut menggotong keranda pahlawan demokrasi ini, jangankan menggotong  keranda, menjengukpun tidak. Saya tidak tahu apakah ada calon  anggota Legislator -- yang sedang diperjuangkan oleh para petugas KPPS---ikut pula menggotong atau menjenguk korban keganasan pemilu saat ini.

Jika jawabannya tidak, maka dengan telah meninggalnya para petugas KPPS yang jumlahnya ratusan serta ribuan yang sakit, sekaligus telah mebuktikan adanya kematian Nurani para politisi kita, Kejam...!.

Selamat menunaikan Ibadah puasa para politisi kejam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun