Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat untuk Romi: Kasihan Panjenengan

29 Maret 2019   13:08 Diperbarui: 29 Maret 2019   13:17 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepada yang saya Hormati;

Mas Romy yang biasa saya panggil Almukarromun Kyai Romahurmuzy

Mendengar berita panjenengan ditangkap KPK terkait dagangan Jabatan di Kementrian Agama pada Jumat (15/3) lalu, awalnya saya tidak punya pandangan apapun terhadap panjenengan karena saya masih meyakini bahwa panjenengan sebagai elite nasional yang dekat dengan Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo adalah orang baik sehingga mampu meralat do'a dari seorang Kyai besar yang sangat berpengaruh di negeri ini dan hanya diperiksa sebagai saksi oleh KPK terkait kasus dugaan suap usulan dana perimbangan keuangan daerah pada RAPBN Perubahan tahun 2018.

Namun setelah mengikuti berbagai pemberitaan di media yang menyebutkan bahwa saat panjenengan akan ditangkap, panjenengan berusaha kabur untuk menghindari petugas KPK, seketika saya berubah pandangan. Ternyata panjenengan ini adalah orang yang patut dikasihani karena berupaya untuk menghindar dari kenyataan, istilah orang kampung saya,  panjenengan tak lebih dari orang yang Jiper bin pejirih.

Apalagi setelah panjenengan ditetapkan sebagai tersangka, panjenengan kemudian menulis surat terbuka. Saya juga sudah membaca surat dari panjenengan yang sekarang sudah tersebar di media. Tulisan ini boleh juga dianggap sebagai Surat Terbuka sebagai tanggapan atas surat terbuka dari panjenengan.

Membaca surat panjenengan itu, sebagai manusia saya ikut terenyuh, namun sebagai rakyat jelata yang sering mengikuti komentar  panjenengan menyikapi berbagai permasalahan bangsa ini, saya jadi keki lantaran apa yang panjenengan katakana justru panjenengan langgar sendiri.

Dalam paragraph pertama, panjenengan mengatakan begini "Saya ingin memulai dengan pepatah Arab: Musibah yang menimpa suatu kaum akan menjadi manfaat dan faidah untuk kaum yang lain".  Tanggapan saya, panjenengan salah menempatkan pepatah itu, karena itu berlaku untuk suatu kaum, sedangkan apa yang menimpa panjenengan  itu hanyalah musibah untuk panjenengan sendiri akibat nafsu syetaniah yang panjenengan lakukan. Lantas adakah manfaat atau faedah untuk orang banyak (kaum) dari apa yang panjenengan lakukan itu?.

Adapun paragraph kedua  panjenengan tulis begini "Saya merasa dijebak dengan sebuah tindakan yang tidak pernah saya pikirkan atau saya rencanakan. Bahkan, siapapun tidak. Itulah kenapa saya mempunyai sebuah permohonan silaturahmi di sebuah lobi hotel yang sangat terbuka dan semua tamu bisa melihatnya. Ternyata niat baik ini justru menjadi petaka".

Walah guuuus, siapa yang menjebak?, Panjenengan tidak menyadari bahwa yang namanya tindakan walaupun niatnya baik, tujuannya baik, tapi kalau dilakukan dengan tidak baik (ada uang yg dikatagorikan suap), ujungnya ya tidak baik, ditangkap KPK lah panjenengan. 

Kemudian paragraph selanjutnya panjenengan menjelaskan "Dengan adanya informasi pembuntutan saya selama beberapa pekan bahkan bulan sebagaimana disampaikan penyelidik, maka inilah resiko menjadi juru bicara terdepan sebuah koalisi yang menginginkan Indonesia tetap dipimpin oleh paham nasionalisme-religius yang moderat". Pernyataan panjenengan ini bikin rakyat jelata seperti saya ini jadi bingung sebab Erik Tohir yang punya jabatan Ketua TKN Jokowi- Ma'ruf Amin  dengan penuh hidmat telah menyatakan bahwa penangkapan panjenengan jangan dikait kaitkan dengan Pilpres.

Dengan adanya pernyataan panjenengan ini, menurut saya akan membuat ketersinggungan banyak pihak secara kelembagaan karene panjenengan telah bertasbin bahwa ini adalah resiko akibat panjenengan menjadi juru bicara terdepan sebuah koalisi yang menginginkan Indonesia tetap dipimpin oleh paham nasionalisme-religius yang moderat. Itu artinya merujuk ke koalisi partai yang mengusung Capres Jokowi-Ma'ruf. Bisa jadi yang tersinggung adalah teman teman panjenengan sendiri yang ada di koalisi, bisa jadi juga KPK yang telah dengan gemilang mencokok panjenengan saat panjenengan transaksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun