Mohon tunggu...
Mochammad Arya Irgo
Mochammad Arya Irgo Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekspor Meningkat, Indonesia Alami Surplus Perdagangan di Tengah Pandemi

25 Januari 2021   09:00 Diperbarui: 25 Januari 2021   09:06 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahun 2020 dibuka dengan mewabahnya Covid-19, Penyakit ini disebabkan oleh virus dengan jenis baru. Indonesia secara resmi mengumumkan dua kasus Covid-19 pada 2 maret 2020. Pandemi ini mengakibatkan kelumpuhan ekonomi di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan negara – negara eropa. 

Indonesia juga merasakan dampak dari pandemi Covid-19 dimana sektor – sektor ekonomi yang mampu menghasilkan produk dalam jumlah banyak menjadi terhenti. Kondisi ini sangat mempengaruhi kinerja ekspor suatu negara. Covid-19 yang terjadi hampir diseluruh belahan dunia berdampak pada penurunan Produk Domestik Bruto ( PDB ) dunia. Sehingga, hal ini mempengaruhi permintaan negara – negara tersebut terhadap produk yang dihasilkan negara lain, termasuk produk ekspor Inonesia keluar negeri.

Penanganan pemerintah terhadap Covid-19 memberikan hasil positif terhadap perekonomian Indonesia yang terlihat dari kinerja ekspor pada periode Januari – Juli 2020 mengalami surplus sebesar US$ 3,26 miliar pada bulan Juli atau mengalami peningkatan 284 persen lebih tinggi di periode yang sama daripada tahun 2019.

Jika diakumulasikan dari semester pertama tahun 2020, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar US$ 8,74 Miliar. Nilai ekspor Indonesia sebesar US$13,72 miliar, memiliki nilai lebih tinggi daripada sektor impor, dimana sektor impor hanya memiliki nilai sebesar US$10,46 miliar. Hal ini yang menyebabkanterjadinya surplus perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar. Sektor yang sangat mempengaruhi peningkatan kinerja ekspor adalah sektor non-migas dan menurunnya permintaan terhadap barang yang dikonsumsi.

Ekspor non-migas Indonesia pada bulan Juli mencapai US$10,03 miliar, meningkat sebesar 13,36% (mtm) jika dibandingkan dengan bulan Juni 2020. Kontribusi sebesar 82% dari total ekspor disumbangkan oleh sektor industry. Komoditas penyumbang eskpor di sektor industry meliputi: mesin, perlengkapan elektronik, kendaraan, logam milia, perhiaasan, besi dan baja.

Penurunan impor barang konsumsi memiliki jumlah lebih besar daripada impor bahan baku. Nilai impor Juli 2020 sebesar USs10,47 miliar, dengan pembagian pangsa barang konsumsi sebesar 10.63%, barang modal 18,79%, dan bahan baku sebesar 70,58% dari keseluruhan impor pada bulan Juli 2020. Impor pada barang konsumsi mengalami penurunan permintaan sebesar -21,01% (mtm) menjadi U$S1,11 miliar. Faktor penyebabnya dikarenakan keberhasilan program peningkatan konsumsi barang/produk hasil produksi dalam negeri ditengah menurunnya permintaan domestic akibat pandemic Covid-19

Surplus pada neraca perdagangan pada periode April sampai Juni 2020 telah mendorong penurunan deficit transaksi yang sedang berjalan di Indonesia. Berdasarkan rilis dari Laporan Neraca Pembayaran Indonesia ( NPI ) pada Triwulan ke II tahun 2020 oleh ( BI ) Bank Indonesia, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$42,9 miliar atau ( 1,2% ) dari Produk Domestik Bruto ( PDB ), lebih rendah dari defisit pada Triwulan sebelumnya sebesar US$3,7 miliar atau ( 1,4% ) dari Produk Domestik Bruto ( PDB ).

Berkurangnya defisit transaksi yang sedang berjalan di indonesia juga didukung oleh surplus yang dialami oleh transaksi modal dan financial. Transaksi berjalan yang tercatat sebesar US$10,5 miliar pada Triwulan ke II, setelahpada Triwulan sebelumnya mencatatkan defisit sebesar US$3,0 miliar. 

Dengan hasil ini, secara keseluruhan Laporan Neraca Pembayaran Indonesia ( NPI ) pada Triwulan Ke II mengalami surplus sebesar US$9,2 miliar. Surplus yang cukup tinggi dapat menopang ketahanan sektor eksternal Indonesia. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk mempertahankan kinerja eksternal atau bahkan meningkatkannya. Sehingga, perekonomian Indonesia dapat tumbuh positif sampai akhir tahun 2020.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun