Mohon tunggu...
Mochammad Ronaldy Aji Saputra
Mochammad Ronaldy Aji Saputra Mohon Tunggu... Guru - Pelajar Sepanjang Hayat

Guru Sejarah MAN 2 Kota Malang Anggota Pergunu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama) Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benarkah Nabi Muhammad Diturunkan di Jazirah Arab Karena Masyarakat Arab Jahiliyah?

7 November 2020   07:17 Diperbarui: 7 November 2020   07:21 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nabi atau utusan diturunkan oleh Allah SWT untuk menyebarkan risalah kepada umat manusia. Mereka menyebarkan risalah dari Allah SWT setiap silih berganti dari mulai diturunkan Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir membawa risalah dari Allah SWT. Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal sekitar tahun 570 M di Kota Mekah, Jazirah Arab.

Masyarakat Arab sebelum Nabi Muhammad dilahirkan merupakan masyarakat yang masih kurang maju dibandingkan dengan peradaban pada zamannya seperti Romawi, Persia, Abessinia, India, dan Tiongkok. Hal ini menimbulkan sejumlah pertanyaan yaitu mengapa Nabi Muhammad diturunkan di Arab? Mengapa tidak diturunkan di Romawi, Persia, Abessinia, India, dan Tiongkok yang sudah jauh lebih maju? Dan mengapa juga tidak diturunkan di belahan bumi lain seperti di Amerika, Australia atau di Nusantara?

Ada beberapa pendapat bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang paling jahiliyah sehingga Nabi Muhammad diturunkan disana. Tetapi hal ini tentu tidak dapat dibenarkan menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab sebagaimana dilansir dari Muslim Obsession. Beliau menjelaskan terkait pertanyaan tersebut. Menurutnya dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah lebih mengetahui siapa dan dari mana Allah mengutus Nabinya untuk umat manusia. 

Timur Tengah dianggap yang paling wajar untuk terbitnya ajaran ini, karena jalur ke Eropa, Afrika, dan Asia. Ada dua kekuatan super power di Timur Tengah ada saat itu. Persia yang menyembah api serta kawasan Romawi yang mengaku beragama nasrani, namun hidup berfoya-foya. “Hanya ada satu tempat yang belum dikuasai oleh kedua super power tersebut, yaitu Jazirah Arab,” ungkap Prof Quraish.

Kemudian Prof. Quraish Shihab menjelaskan bahwa di Jazirah Arab terdapat suku yang utama yaitu Suku Quraisy dengan dua suku yang utama di Mekah, yaitu Umayah dan Hasyim. Suku Umayah dikenal pandai berpolitik, sedangkan Suku Hasyim dikenal keluarga yang mengabdi kepada Allah. “Umayah dikenal sebagai orang yang tidak simpatik dalam penampilannya. Sedangkan yang paling utama dari suku Hasyim adalah Nabi Muhammad SAW. Karena itu Allah memilihnya dari Mekkah, terbitnya ajaran ini (Islam).

Sejarawan Mesir Ahmad Syalabi dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam berpendapat bahwa semangat beragama menjadi pendorong mereka melawan dan memerangi agama islam di kala islam datang. Mereka memerangi agama islam, karena mereka amat kuat berpegang dengan agama yang lama, yaitu kepercayaan yang telah mendarah daging pada diri mereka.

Dengan demikian agama islam mereka perangi dengan mati-matian akan tetapi berakhir dengan kemenangan kaum muslimin. Kemenangan itulah justru membawa masyarakat Arab tercerahkan dan sampai saat ini orang Arab baik dia seorang ulama atau seorang yang jahil yang amat bersemangat terhadap agamanya, dibelanya hingga sekuat tenaga. Semangat beragama yang tinggi inilah memungkinkan menjadikan Allah menurunkan Nabi Muhammad di wilayah Arab agar menyebarkan risalah islam kepada umat manusia.

Seorang ulama mahsyur dari India Abu Hasan an-Nadwi sebagaimana dilansir dari islam.nu.or.id menjelaskan kalau Rasulullah dipilih Allah dari bangsa Arab karena alasan-alasan tertentu. Menurut an-Nadwi, masyarakat Arab pada saat itu memiliki jiwa yang relatif bersih dan belum ternodai dengan ide-ide buruk yang tertancap sehingga susah dihapus.

Di samping itu, tidak ada keangguhan dan kesombongan di hati masyarakat Arab. Hati mereka hanya tertutup oleh keluguan dan kebodohan. Kebodohan yang sederhana, bukan berganda sehingga mudah dihapus. Berbeda dengan masyarakat India pada saat itu adalah masyarakat yang sombong dengan pengetahuan, peradaban, filsafat, dan budayanya. Hal itu membuat jiwa dan pikiran mereka menjadi kompleks sehingga susah dihapus dan dimasuki dengan ‘ajaran baru’. Begitu pun dengan masyarakat Romawi dan Persia.

Seorang ulama mahsyur dari Suriah Syaikh Ramadhan Al Buthi dalam kitabnya Fiqh al Sirah Nabawiyah dijelaskan bahwa sebelum Nabi Muhammad diturunkan, Allah telah menentukan bahwa Baitullah (Ka’bah) dibangun di pusat Jazirah Arab, yaitu Kota Makkah. Jauh Nabi Muhammad dilahirkan, wilayah ini telah disinggahi oleh Nabi Ibrahim yang dikenal dengan Bapak Nabi. Hal inilah menjadikan keistimewaan Kota Mekah yang menjadi berkah terhadap pondasi bagi dakwah Islam yang merupakan kelanjutan dari Nabi Ibrahim hingga Nabi Muhammad yang masih keturunan langsung dari Nabi lbrahim dari Nabi Ismail.

Jadi Nabi Muhammad diturunkan di Arab bukan karena masyarakat Arab jahiliyah. Jika ditinjau dari belahan bumi lain, ada masyarakat yang jauh lebih mengerikan seperti halnya masyarakat Amerika Kuno yang melakukan ritual pengorbanan sesama manusia untuk dipersembahkan kepada dewa matahari. Kemudian juga suku-suku di wilayah Oceania yang terbelakang dan bahkan melakukan kanibalisme.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun