Mohon tunggu...
Mochammad Syihabbudin M.Pd
Mochammad Syihabbudin M.Pd Mohon Tunggu... Guru - Founder: Ruang pendidikan

Menulis itu curhat paling total dalam sebuah perjalanan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Butuh Cinta dalam Gelapnya Malam

4 Agustus 2021   22:59 Diperbarui: 4 Agustus 2021   23:10 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam kegelapan ini aku terus berjalan, kadang suara hewan, suara angin terus menyapa menandakan mereka sedang menyidir keberadaanku hari ini. Aku terdiam sejenak sambil merefleksi diri ada apa di perjalanan? Apakah aku mampu di kegelalapan menemukan cinta yang tiba-tiba menghadang memeluk dan bersama sepanjang perjalanan sampai aku menemukan fajar di pagi hari? Malam ini begitu sepi hanya aku dan gelap yang terus menbanyangi. Aku benci malam ini karena aku ingin cerita, ingin bercengkrama denganya sampai gelap semakin menjadi jadi, namun lamunanku tentang cinta semakin kacau, lamunanku tentang rindu semakin dekat sampai akhirnya aku berhenti lagi beristirahat  dan berdoa di malam yang begitu sunyi ini.

Sebenarnya malam ini tidak begitu jahat kepada sunyi, kadang aku menemukan tangan yang bisa aku gandeng sehingga kadang aku mampu untuk meraihnya, aku bercerita layaknya tangan itu akan menjadi teman sampai fajar itu datang  tetapi gelap tak bisa di tebak, sesekali tangan itu terlepas, sesekali tangan itu berpindah dan sesekali tangan itu menghilang. Seketika itu aku bertanya kepada bintang kenapa kebahagiaanku hilang? kenapa tanganku pergi? dan kenapa aku tak bisa memperjuangkanya? Aku larut dalam kesedihan di malam itu, aku kembali sendiri, aku kembali melanjutkan perjalanan dengan ejekan hewan di malam itu, sehingga aku sadar kesendirian membuat sunyi berbisik kepada hati, Kesendirian membuatku berpikir lebih keras dari biasanya dan kesendirian membuatku lebih kuat dalam berjalan tanpa harus ada yang di pikirkan ketika sunyi itu benar- benar ada di tengah- tengah malam sampai nanti di tengah perjalanan aku menemukan tangan itu lagi, sampai aku menemukan tangan-tangan yang lain untuk bisa diajak berpelukan di dinginya malam di hari itu sehingga malam tak lagi mengerikan, sunyi tak lagi bercerita dan hewan tak lagi mengejek keberadaanku yang sendiri. Aku memang bersedih tetapi selalu aku yakin melam akan mengajarkan hal yang luar biasa dengan sejuta bintang sebagai saksi dalam pencarian fajar di hari itu.

Tulisan : mochammad syihabbudin

Di rumah : 29-07-2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun