Mohon tunggu...
Mochammad Syihabbudin M.Pd
Mochammad Syihabbudin M.Pd Mohon Tunggu... Guru - Founder: Ruang pendidikan

Menulis itu curhat paling total dalam sebuah perjalanan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kalau Mau Sukses Wajib Keluar dari Zona Nyaman

2 Desember 2020   10:33 Diperbarui: 2 Desember 2020   10:40 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Sebuah dinamika yang selalu aku rasakan di hari ini membuat aku untuk berpikir ulang perihal kehidupan, sebuah kegalauan yang membuat diri ini semakin yakin bahwasanya hidup ini tidak semudah seperti yang aku rasakan ketika menempuh bangku kuliah dulu, kehidupan luar sekolah malam membuat diri ini tidak berdaya, diskusi, arahan, ilmu dan pengetahuan membuat diri ini semakin harus terus beradaptasi dengan apapun yang ada di sekeliling ini, sebuah dinamika kehidupan yang sangat jauh dari sebuah kenyataan pembahasan di dalam miniatur kehidupan yaitu kampus.

Saya bilang miniatur kehidupan karena di dalam kampus memang layaknya sebuah kehidupan yang bernegara, berorganisasi dan bersosial, begitu indah indahnya ketika menjadi seorang mahasiswa, menjadi seorang akademisi dikala itu, dan tersadar bahwasanya ilmu yang didapat di kampus ternyata hanya sebagian kecil dari kehidupan luar kampus, namanya juga miniatur yang mempunyai tempat yang kecil, ilmu yang kecil dan bentuk manusia yang kecil juga, salah satu hal dulu yang aku temui di kampus sangat banyak sekali jenis mahasiswa yang membuat diri ini yakin betul bahwasanya akan menjadi orang berpengaruh ketika keluar dari kampus, tatanan itu yang membuat aku sedikit menganalisa kehidupan luar kampus dan aku hanya terfokus berorganisasi di dalam kampus, belajar di dalam kelas dan menyelesaikan tugas yang diberikan dosen, tetapi aku baru tersadar dunia ini begitu indah, dunia ini begitu luas dan dunia ini begitu beragam.

Aku sadar betul dunia kampus mempelajari itu semua, semua hal yang ada di jiwa manusia, semua hal yang ada di tatanan dunia dan semua hal tentang kehidupan ini, bahkan ketika menjadi mahasiswa  setiap malam, setiap pagi, siang duhur bahkan setiap hari seakan- akan menjadi pahlawan tanpa sebuah solusi, selalu mendiskusikan masalah, selalu mengkritisi negara tapi mereka lupa bahwasanya peran seorang mahasiswa bukan hanya itu,

Peran seorang mahasiswa bukan hanya mengkritisi, peran seorang mahasiswa bukan hanya berdiskusi dan peran seorang mahasiswa bukan hanya bergadang mikirkan negara. Aku sadari hal itu memang sangat penting, tapi  ketika mahasiswa mulai mengkritisi, ketika mahasiswa mulai berdiskusi seketika itu peran yang harus dipenuhi mahasiswa adalah seberapa banyak karya kalian, seberapa banyak inovasi kalian dan seberapa banyak peran kalian dilingkungan sekeliling kalian sebelum kalian mengkritisi sebuah kejadian yang ada dinegara ini.

Memang perlu kritis dalam pemerintahan, memang perlu kritis dalam mengawal kebijakan tapi yang perlu kalian ketahui sudah kritiskah kalian kepada diri sendiri, sudah kritiskah anda kepada lingkungan anda tinggal dan sudah kritiskah anda terhadap masalah di dalam keluarga, kenapa aku bilang begitu?" karena aku sadar betul dulu ketika aku menjadi mahasiswa aku terlalu tinggi memintingkan permasalahan yang begitu luas, aku begitu bangga ketika dapat mengkritisi presiden dan aku begitu bangga ketika bisa mengkritisi tatanan politik elit kaum dewan.

Kebanggaan itu entah datang dari mana, kebanggaan itu entah hanya ilusi atau gimana yang jelas dulu aku mempunyai ide sebesar itu, tetapi kebanggaan yang aku miliki itu berdampak sekali ketika aku keluar dari kampus, bukanya berdampak kepada perubahan melainkan berdampak kepada kegalaun yang tak berkesudahan, lantas kemana ilmuku dulu ketika aku bisa sampai ke istana, ke pemerintahan.

Kegalauan itu memang terus terjadi tatkala aku lulus dari perkuliahan, kegalauan yang sangat luar ketika di hadapkkan dengan keluarga, desa dan diri sendiri. Dalam hati berpikir lantas kemana ilmuku dulu ketika mahasiswa yang bisa sampai menembus istana kenegaraan, lantas kemana ilmuku dulu yang katanya bisa mengawal dewan dalam mengambil kebijakan dan lantas kemana ilmu ku dulu ketika aku bisa mengkritisi kebijakan kampus dengan sangat teliti. Sejenak aku terdiam melihat realita yang ada, dan perenungan itu akhirnya membuat sebuah kritikan terhadap diri sendiri " ternyata aku ini tidak sehebat yang orang kira " buktinya hanya memimpin diri sendiri aja gak bisa apalagi memimpin orang lain, hanya memimpin keluarga aja kebingungan apalagi masyarakat dan hanya memimpin desa aja luar biasa bingung dalam berinovasi apalagi memimpin negara, perenunganku semakin dalam dan akhirnya aku bersuara dalam keheningan ternyata konsepku dulu ketika mahasiswa itu sangat keliru, kenapa keliru? Aku tak sadar bahwasanya aku punya badan, aku punya keluarga dan aku punya desa yang harus terlebih dahulu di benahi, bukannya sebuah konsep itu harus dimulai dari yang terkecil menata niat, mencintai diri sendiri dan diakhiri dengan mencintai orang banyak.

Mencintai diri sendiri memang butuh tenaga ektra untuk beradaptasi, bagaimana membentuk passion yang ada di dalam karakter kita yang akhirnya dijadikan dasar untuk bergerak di dalam krumunan orang banyak. Sebuah hal yang tidak patut aku sesali hari ini tapi aku harus bisa keluar dari zona nyaman ini.

Zona yang mengharuskanku untuk menghilang sejenak dari keramain, bercerita kepada tulisan bercerita kepada orang dan berinovasi di lingkungan sekitar, aku berusaha membuat citra diri di sekililingku dulu agar aku mempunyai kekuatan passion ketika dihadapkan dengan sebuah kebijakan yang halu. Sebuah kebijakan orang banyak yang mengharuskan untuk mencintai diri sendiri.

Keluar dari zona nyaman memang sebuah hal yang sangat sulit tetapi zona inilah yang mengajarkan kita untuk selalu mengevaluasi diri, zona inilah yang selalu mengajarkan kita untuk berpikrir lebih dalam lagi untuk masa depan yang lebih damai, tenang dan menjalani kesibukan sesuai dengan kesenangan yang kita miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun