Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bersikaplah Ekstrem!

6 April 2012   02:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:58 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menghadapi cuaca ekstrem tak bisa dengan cara biasa.  Kalau cara biasa hanya akan menghasilkan kondisi biasa.  Sementara kondisi kerusakan lingkungan sudah ekstrem.

Pertama, larang orang mengendari mobil.  Siapa pun yang mengendari mobil, tembak aja.  Siapa pun.  Tak peduli, apakah dia presiden, menteri, ketua DPR, gubernur, atau siapa pun.  Maka polusi akan hilang dari bumi ini.  Paling tidak di negeri ini kalau baru negeri ini yang menerapkannya.  Bukan hanya itu, BBM tak jadi masalah.  Mobil gak ada.  Kalau mobil aja dilarang, apalagi motor, yang ngendarainnya suka ugal-ugalan.

Kedua, beri jatah satu lampu untuk satu rumah.  Biar gelap asal selamat.  Daripada terang tapi kiamat?  Lagian, kalau malam, tidur semua.  Gak boleh ada yang kerja malam.  Banyak memerlukan energi.  Kerja siang aja.  Kan ada matahari.  Listrik yang hemat jelas akan menyelamatkan bumi dari cuaca ekstrem.

Ketiga, tak boleh menebang pohon.  Pohon tauge sekali pun.  Untuk keperluan apa pun.  Walaupun kesannya bagus, tetap tak boleh.  Misalnya menebang pohon untuk membangun mesjid atau gereja.  Apalagi kalau hanya untuk membangun wisma atlet.

Keempat,  tutup semua pabrik.  Pabrik-pabrik itu hanyalah cermin dari kapitalisme aja.  singkirkan kapitalisme dari bumi.  Hidup tanpa pabrik bisa kok.  Asal sederhana.

Kelima, jangan baca tulisan ini.  Percuma saja.  Tak ada yang mungkin dilaksanakan.  Berarti cuaca ekstrem memang takdir yang harus kita terima.  Konsekuensi hidup.  Kalau tak mau mati, janganlah kita hidup.

Kan jadi omong kosong.  Tapi siapa sih yang gak omong kosong akhir-akhir ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun