Hari-hari terakhir ini, banyak dibanjiri konten tentang tokoh yang menempuh jalur populis. Â Karena populis maka banyak sekali pengagumnya.Â
Dunia menjadi begitu gampang bagi para penganut jalur populis. Â Seakan akan segala persoalan dapat diselesaikan segera. Â Maka, pengikutnya semakin kagum. Â Dan tak bisa lagi melihat bahwa apa yang dilakukan oleh pejabat yang dikaguminya hanyalah jalan pintas yang akan semakin memperkeruh persoalan.Â
Misalnya saja, ketika tokoh populis tersebut mengirim anak-anak yang dikategorikan sebagai nakal ke barak barak militer. Â Para pengagumnya langsung mengamini jalan tersebut sebagai jalan terbaik satu satunya.Â
Ketika dikritik, Â maka para pengagumnya akan menghujat pengkritik dengan cara yang kadang di luar nalar. Â Pribadi pengkritik yang disasar. Â Seolah hendak berpesan, Â awas kalau berani mengkritik.Â
Peristiwa seperti di atas sepertinya akan terus berulang. Â Padahal kita sudah pernah merasakan akibat dari sikap kagum pada tokoh populis tanpa berani mengkritik nya. Yang pada akhirnya, Â konstitusi bahkan diutak atik untuk kepentingan dirinya.Â
Semoga bangsa semakin menyadari. Â Bahwa tak ada jalan pintas untuk sebuah masalah. Â Jalan pintas hanya akan menjerumuskan kita pada masalah ikutan yang tak kalah runyamnya.Â
Mari kita hadapi masalah dengan kepala dingin. Â Ambil langkah panjang menuju perbaikan yang mendasar.Â
Bisakah?
Pasti bisa. Ajari anak-anak kita berpikir kritis sehingga mampu menghentikan para petualang politis licik yang mencari panggung.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI