Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kapan Buruh Sejahtera?

1 Mei 2023   11:20 Diperbarui: 1 Mei 2023   20:07 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika ingin diperpanjang kontraknya, maka para buruh perempuan itu harus menyerahkan kehormatannya. Berita paling mengerikan yang menyertai hari buruh tahun ini.

Perusahaan lebih senang mengangkat buruh kontrak. Jika sudah sampai batas akhir, kontrak pun ditinggalkan alias buruh tersebut tidak dipekerjakan lagi.

Sulit mencari pekerjaan. Sehingga banyak anak lulusan STM yang seharusnya lebih mudah mencari pekerjaan karena sekolah tersebut dibangun untuk mempersiapkan para pekerja, ternyata lebih banyak yang justru terjebak dalam lorong hitam pengangguran.

Jika ada lowongan pun hanya ada untuk pegawai kontrak. Jika dapat pekerjaan kontrak pun, masa depan belum terang benar. Posisinya sebagai buruh kontrak sangat jelas tidak bermasa depan.

Jika usia semakin bertambah, maka kesempatan untuk bersaing mendapatkan kerja kontrak juga semakin susah karena harus bersaing dengan para lulusan baru. Penderitaan buruh memang memprihatinkan.

Memang, usaha saat ini sedang dalam ujian. Setelah didera pandemi, sekarang harus bertarung dengan berbagai hambatan baru.

Buruh dan pengusaha sama sama berdiri dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Dan jika sudah demikian, maka peran pemerintah sangat menentukan.

Kesejahteraan buruh berarti kesejahteraan rakyat negeri ini. Tidak boleh buruh harus terus menderita dan hidup dalam ketidaksejahteraan. Pemerintah harus mencari jalan untuk memperbaiki kondisi investasi. Anggap saja, pemerintah mampu memperkecil kebocoran kebocoran saat investasi. Izin investasi tak lagi memberatkan.

Jika iklim usaha baik, maka usaha akan baik.  Apakah kesejahteraan buruh akan lebih baik?

Belum tentu juga. Karena pengusaha nakal juga banyak. Pemerintah harus menekan pengusaha nakal agar tetap membangun kesejahteraan buruh. Buruh sejahtera juga akan membuat usaha lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun