Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Tunggal Putri Perlu Pembenahan Lebih

29 Januari 2023   07:47 Diperbarui: 29 Januari 2023   07:52 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria Mariska Tunjung (Kompascom) 

Tunggal putra masih membanggakan. Ada dua wakilnya di partai final alias final sesama pemain Indonesia. Jojo dan Chiko mampu melewati rintangan. 

Di ganda putra juga masih menyisakan Leo/Daniel. Ketika pemain yang lebih senior seperti Hendra/Ahsan, Minion, Fajar/Rian, dan Fikri/Bagas terhenti, masih ada tersisa Leo/Daniel di Final. Bahkan kemenangan Leo/Daniel saat melawan Jepang di Semifinal sempat diperbincangkan karena skor 21-3.

Yang menyedihkan adalah sektor putri. Dan terutama sekali ada di tunggal putri. Sektor tunggal putri seakan sepi juara. 

Pemain tunggal putri Indonesia sempat ditakuti pada era 90-an. Dan itu waktu yang sudah lama sekali. 

Mia Audina adalah nama yang terakhir mengukir prestasi di tunggal putri ketika mampu membawa pulang medali perak Olimpiade Atlanta. 

Dan sebelum Mia Audina ada pemain tunggal putri paling fenomenal di negeri ini sampai sampai ada film tentang dia. Susi Susanti. Pada tahun 1992 mampu mengawinkan medali emas di Olimpiade Barcelona. 

Sebelumnya lagi ada nama Verawati Fajrin. Pemain era 80-an ini juga sangat akrab di telinga generasi seangkatan saya. 

Mia Audina sendiri pada tahun 2000-an pindah kewarganegaraan menjadi warganegara Belanda sehingga tak lagi mewakili Indonesia. Dan setelah itu, kita kehilangan bintang di tunggal putri. 

PBSI benar-benar harus memperbaiki pemain tunggal putri sehingga muncul Susi Susanti muda yang kembali dapat mengibarkan merah putih di lapangan bulu tangkis dunia. Untuk saat ini, sangat sulit berharap merah putih berkibar berkat tunggal putri. 

Di Indonesia Masters 2023 saja, tunggal putri terbaik yaitu Gregoria Mariska Tunjung hanya mampu sampai di 8 besar. Tentu sangat menyedihkan. Terutama jika mengingat tokoh seperti Susi Susanti yang malang melintang melibas siapa pun yang berada di depannya. 

Ya, semoga ada Susi Susanti muda yang mampu meneruskan perjuangan Susi Susanti senior. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun