Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koalisi Perubahan, Kapan Berubah?

28 Januari 2023   10:45 Diperbarui: 28 Januari 2023   10:48 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koalisi perubahan harusnya mengusung perubahan. Untuk membedakan dengan mereka yang ingin meneruskan perjalanan. Anggap saja sebagai antitesis dari apa yang ada. 

Sudah lama. Bahkan untuk urusan politik ini sudah terlalu lama. Koalisi perubahan jalan di tempat. Tak ada lagi perubahan. Mandek. 

Ketika Demokrat tetap bersikukuh dengan AHY untuk menjadi cawapres dan PKS juga akhirnya terpancing untuk bersikukuh dengan Ahmad Heryawan sebagai cawapres, maka perubahan tak akan terjadi. Masih terus berebut kursi yang satu itu. 

Belum lagi Nasdem yang juga sepertinya bersikukuh pula untuk tidak keduanya. Wajar memang jika Demokrat dan PKS bersikukuh dengan cawapres masing-masing maka Nasdem juga bersikukuh menolak nya. 

Toh pada akhirnya, koalisi apa pun akan berhitung pada seberapa keuntungan yang diperoleh. Tanpa keuntungan, tak akan ada koalisi. Kecuali terpaksa karena setiap partai harus punya pasangan calon yang diajukan. 

Mendadak Nasdem berkunjung ke sekretariat koalisi Gerindra-PKB. Mendadak Demokrat juga luluh untuk tidak bersikukuh dengan AHY nya. Terus mereka berharap PKS juga mundur. 

Kebuntuan penentuan cawapres di koalisi perubahan sudah menjelang batas bahaya. Tak juga ketemu jalan kompromi padahal waktu terus memburu. Jika terus terjadi, maka bukan hal yang mustahil koalisi perubahan akan tinggal kenangan. 

Tidak dapat satu maka tidak dapat semua. Kesan itu ada. Jika Nasdem tidak dapat capres atau cawapres maka Demokrat dan PKS juga tak boleh dapat. Anies bukan representasi Nasdem, jadi ketika mencalonkan Anies, Nasdem belum dapat apa apa. 

Ada dua kemungkinan cawapres yang sangat potensial untuk mendukung koalisi perubahan. Ada Kang Emil atau Ridwan Kamil yang sekarang sudah bergabung dalam barisan partai berjaket kuning. Jika koalisi perubahan mengawinkan Anies dengan Kan Emil, maka bukan hanya dapat cawapres dengan elektabilitas tertinggi, tapi juga dapat Golkar di belakangnya. 

Kehadiran Kang Emil dan Golkar akan semakin menambah kekuatan koalisi perubahan. Perebutan cawapres pun akan reda. Koalisi perubahan dapat meneruskan perubahan yang hendak dijalankan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun