Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apdesi Minta Jabatan Kepala Desa 27 Tahun?

24 Januari 2023   08:34 Diperbarui: 24 Januari 2023   08:47 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulai muncul pemikiran yang di luar nalar. Masa kepala desa berkuasa 27 tahun? Bisa jadi 27 tahun itu sama dengan seumur hidup. 

Bukan hanya di luar nalar, tapi juga sebuah pengkhianatan terhadap reformasi yang diperjuangkan mahasiswa dengan korban banyak nyawa. 

Kita semua tahu, bahwa reformasi muncul karena kemuakan generasi muda terhadap kerakusan kelompok tertentu terhadap kekuasaan. Kekuasaan tak lagi dianggap sebagai sebuah amanah yang harus dijaga. 

Kita akhirnya membatasi kekuasaan menjadi maksimal 2 periode, saat 1 periode nya 5 tahu. Atau maksimal 10 tahun. 

Tuntutan reformasi terutama untuk jabatan presiden. Akan tetapi, pada dasarnya pembatasan kekuasaan hanya untuk 2 periode diharapkan berlaku untuk semua kekuasaan. 

Seharusnya juga anggota legislatif juga cukup 2 periode. Tapi nyatanya ada yang sampai bangkotan tak mau bergeser. Padahal gubernur, walikota, dan bupati yang merupakan jabatan politik sudah semua dibatasi menjadi 2 periode saja. 

Eh, muncul raja raja desa yang menggebrak perpolitikan nasional. Mereka bahkan mengancam jika aspirasinya tak terpenuhi. 

Aspirasinya tidak tanggung tanggung, minta jabatan nya berlangsung 9 tahun. Kemudian periode juga 3 periode. Jika dijumlah 3 periode kali 9 tahun maka mereka akan ongkang ongkang selama 9 tahun. 

Sebuah tuntutan di luar nalar dan pengkhianatan terhadap reformasi. Kita semua harus melawan sikap segelintir manusia yang seperti ini. 

Bangsa ini tak boleh lagi ditarik mundur jauh. Kita harus tatap ke depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun