Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Catatan Tanpa Tanggal

17 Desember 2022   15:15 Diperbarui: 17 Desember 2022   15:23 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara tangis itu terdengar begitu jelas. Atau mungkin karena malam yang sepi? 

Aku keluar kamar. 

Tak ada siapa siapa. Kamar lain juga tertutup rapat. Tidak mungkin suara tangis itu berasal dari kamar mereka. 

Aku tidak kembali ke kamar. 

Duduk di ruang tengah. Aku nyalakan rokok. Kuhisap dalam dalam. Tak ada suara apa pun hingga satu batang rokok habis. 

Ketika aku mau masuk kamar, kudengar suara tangis itu lagi. Langkahku terhenti. Aku pasang kuping baik baik. Berusaha mencari asal suara. 

Seperti dari luar rumah. Aku dekati jendela. Dan memang benar. Suara tangis itu dari depan rumah. 

Aku buka gorden jendela pelan pelan. 

Ada seseorang duduk di kursi taman. Menghadap ke arah jalan. Tak terlihat mukanya. Hanya bayangan rambutnya cukup panjang. Tak mungkin laki laki. 

Aku teringat pesan Mas Sapto. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun