Suara tangis itu terdengar begitu jelas. Atau mungkin karena malam yang sepi?Â
Aku keluar kamar.Â
Tak ada siapa siapa. Kamar lain juga tertutup rapat. Tidak mungkin suara tangis itu berasal dari kamar mereka.Â
Aku tidak kembali ke kamar.Â
Duduk di ruang tengah. Aku nyalakan rokok. Kuhisap dalam dalam. Tak ada suara apa pun hingga satu batang rokok habis.Â
Ketika aku mau masuk kamar, kudengar suara tangis itu lagi. Langkahku terhenti. Aku pasang kuping baik baik. Berusaha mencari asal suara.Â
Seperti dari luar rumah. Aku dekati jendela. Dan memang benar. Suara tangis itu dari depan rumah.Â
Aku buka gorden jendela pelan pelan.Â
Ada seseorang duduk di kursi taman. Menghadap ke arah jalan. Tak terlihat mukanya. Hanya bayangan rambutnya cukup panjang. Tak mungkin laki laki.Â
Aku teringat pesan Mas Sapto.Â