Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kematian Kamdi

16 Desember 2022   12:41 Diperbarui: 16 Desember 2022   13:11 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamdi mati. Tadi pagi. 

Orang orang ingin takziah ke rumah Kamdi, tapi rumahnya sepi. Tak ada siapa pun. Selama ini Kamdi memang hidup sendiri. 

Kamdi mati. Tadi pagi. 

Banyak orang bingung. Sebetulnya Kamdi mati di mana? Kenapa tak ada yang tahu sekarang mayat Kamdi ada di mana? 

Siapa yang ngasih tahu? 

Kata Warno. Ketika ketemu Warno, dia bilang, aku juga kata Iwan. Iwan keriting. Dan ketika Iwan keriting ditanya, dia bilang dengar dari Sarmin. 

Akhirnya tak ada yang peduli itu berita dari mana asalnya. Mereka cuma pengen tahu, sekarang mayat Kamdi ada di mana kalau memang dia sudah mati. 

Katanya sih ada di rumah sakit? 

Rumah sakit kan banyak. Di jalan hankam saja ada tiga rumah sakit. Di jalan makmur ada dua. Di jalan harapan ada tiga juga. 

Di rumah sakit hankam tak ada satu pun yang dalam daftar kamar mayatnya nama Kamdi. Mungkin di jalan makmur. Tapi, mungkin juga di tempat lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun