Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nafsu Politik yang Datang Terlalu Awal

25 Oktober 2022   06:20 Diperbarui: 25 Oktober 2022   06:36 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun politik seharusnya cukup datang 5 tahun sekali. Itu pun terlalu cepat. Karena kita sebagai bangsa lebih butuh pengelolaan negara yang lebih baik. Bukan berisik tak berguna. 

Setelah 2019 kita dibisingkan dengan adegan adegan konyol perpolitikan, seharusnya kita akan mengulangi kedunguan itu pada 2024. Atau tepat 5 tahun kemudian. 

Bukan sekarang. 

Tapi napsu politik terlalu tinggi. Genderang politik sudah ditabuh bertalu talu. Di tengah kebisingan yang juga belum usai. Seakan hari hari kita diberondong oleh napsu mereka. 

Akhirnya, pekerjaan pemerintah untuk menyejahterakan warganegara terganggu juga. Bagaimana tidak terganggu jika partai pendukung pemerintah, partai yang diberi kursi kabinet dalam pemerintahan, tapi sudah mencalonkan presiden dari orang yang berseberangan dengan pemerintah? 

Presiden dan ketua umum partai menjadi saling kikuk. Menunggu gelagat sambil brrsiap saling tikam. Politik memang benar kata orang bijak, kejam. Tak ada musuh abadi, tak ada kawan abadi, yang ada hanya keabadian kepentingan. Kepentingan siapa? Mungkin juga oligarki yang tak pernah terlihat berpartai. 

Masih ada 2 tahun untuk menyejahterakan warganegara nya. Bukan waktu yang lama. Tapi cukup juga jika dimanfaatkan dengan baik. 

Bukan sebuah kejelekan jika seorang politikus menjadi menteri. Menteri memang jabatan politik. Tapi jika kondisinya seperti ini, menteri dari partai politik cuma mengganggu saja. Kerja kerja para profesional seperti Bu Sri Mulyani, Bu Retno, dan Pak Basuki layak diacungi jempol. 

Terlalu dini jika hari gini sudah ontran ontran tentang capres cawapres. Hanya akan mengganggu kerja orang yang memang niat bekerja. 

Akan lebih baik lagi jika pemilu diperpanjang. Tidak 5 tahun sekali, tapi 7 atau 8 tahun sekali. Ada waktu yang lebih banyak untuk bekerja. Kita toh tidak bisa sejahtera karena geger politik. Kita sejahtera karena walaupun terlihat diam tapi kerja siang malam. 

Mari kita renungkan kembali. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun