Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Pemilih Jokowi Berbondong Memilih Anies Baswedan

14 Oktober 2022   06:42 Diperbarui: 14 Oktober 2022   06:44 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anies Baswedan itu pendukung fanatik Jokowi.  Ini terjadi pada pemilu 2014 yang lalu.  Bahkan, pada salah satu acara debat, Anies Baswedan tampak begitu mudah mematahkan argumen-argumen Mahfud MD yang waktu itu menjadi tim pemenangan Prabowo Subianto.  Sehingga wajar jika Anies Baswedan mendapat salah satu kursi dalam kabinet Jokowi waktu itu.

Lalu, entah kenapa, Anies kemudian menjadi salah satu menteri yang diresufle oleh Jokowi.

Kemudian Anies pun bertarung melawan Ahok untuk memperebutkan kursi DKI 1.  Dan, Anies berhasil mendepak Ahok dari Mereka Selatan.  Padahal, waktu itu, hampir tidak mungkin untuk mengalahkan Ahok.

Nah inilah persoalannya.  Kemenangan Anies menduduki kursi Jakarta 1 bersekutu dengan kelompok-kelompok yang selama ini bertindak intoleran dengan berkedok agama.  Sehingga, Anies kemudian terdampak oleh apa yang terjadi pada pilkada DKI tersebut.  Hingga sekarang, belum juga dilupakan oleh orang DKI bahkan seluruh negeri.  DKI Jakarta telah mengadakan pilkada yang dianggap cacat.  Terutama dalam menjaga kebinekaan di tengah permainan politik tak pantas.

Kini partai Nasdem sudah memilihnya sebagai calon presiden.  Dan jabatan Anies di Jakarta hanya tinggal menghitung hari. Setelah itu, DKI akan segera dipimpin oleh penjabat gubernur, sambil menunggu gubernur definitif pada tahun 2025 nanti.  Karena pilkada akan dilaksanakan serentak pada 2024.

Semua orang menyadari bahwa permainan politik di Jakarta akan membahayakan negara ini.  Tak mungkin membawa apa yang terjadi di Jakarta menjadi fenomena nasional di tahun 2024.  Bahkan Anies sendiri tampaknya sudah menyadari.  Hingga dalam masa akhir jabatannya, kita membaca kunjungan Anies ke tempat-tempat ibadah semua agama di Jakarta.

Kita semua tahu, jika Nasdem merupakan partai yang getol mencalonkan Jokowi.  Baik di pemilu pertama atau pemilu kedua Jokowi.  Bahkan pada pilkada DKI, Nasdem tidak mendukung Anies tapi mendukung pihak sebelahnya.  Hal ini menunjukku sikap konsisten Nasdem untuk berdiri di tengah.  

Apakah dengan mendukung Anies, Nasdem sudah belok kanan?

Tentu Nasdem sudah tahu resikonya, sehingga Nasdem akan berpikir keras jika ingin berbelok ke kanan.  Nasdem sepertinya justru ingin membawa Anies kembali ke jalan tengah.  Nasdem ingin menjadikan pemilu 2024 tak menjadi gambaran pilkada DKI di tingkat nasional.

Nasdem tak bisa sendiri.  Untuk mencapai batas minimal pencalonan capres, paling tidak Nasdem harus bergandeng tangan dengan PKS dan Demokrat.  Ini bisa menjadi persoalan.  Karena, justru Nasdem yang kemungkinan akan terbawa arus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun