Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Peristiwa Sebelum Subuh

27 Oktober 2021   14:55 Diperbarui: 27 Oktober 2021   15:22 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awalnya, kamu cuma mengeluh kalau perutmu terasa panas. Lalu, aku bilang, cukup oleskan minyak kayu putih. 

Kamu sudah mengoleskan minyak kayu putih. Bahkan katamu sudah berkali-kali. Tapi rasa panas di perutmu tidak kunjung reda, bahkan menjadi jadi. 

Jarum jam berdetak cukup kencang. Karena tak ada suara lainnya yang mampu menenggelamkan detaknya. 

"Masih panas? " tanyaku setengah terpejam. 

Kamu cuma meringis. Seperti menahan sakit yang semakin tak terkira. 

"Nanti juga akan sembuh sendiri, " kataku meneruskan kantuk mata yang masih berat. 

Itulah kesalahan terbesar dalam hidupku. Itulah kesalahan yang paling aku sesali selama nyawa masih dikandung badan. 

Karena ketika azan Subuh berkumandang, aku terbangun dengan mata nanar melihat kamu yang sudah tak bisa berkata apa apa lagi. Kamu sudah pergi. 

Aku teringat ibu. Ia juga pergi sebelum Subuh. Kata orang, ibu dibunuh orang. Entahlah. Kata orang, waktu paling sering dipergunakan untuk mengirim santet adalah sebelum Subuh. 

Badan akan mendadak panas. Tapi tidak ada yang tahu penyebab nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun