Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Ada Pelawak yang Tidak Cerdas

4 Oktober 2021   21:34 Diperbarui: 5 Oktober 2021   00:28 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membuat orang menangis itu mudah. Membuat orang ketakutan lebih mudah lagi. Akan tetapi, membuat orang tertawa itu sulit. Hanya orang cerdas yang bisa melakukannya. 

Cerita cerita mendayu dayu akan membuat orang sedih. Cukup banyak bahan untuk bikin cerita yang mendayu dayu. Apalagi kalau bicara soal cinta dan patah hati. Pasti akan banjir air mata. 

Bikin setan setanan aja. Walaupun sama sekali gak masuk akal juga tak apa. Toh setan boleh melakukan apa saja. Di luar akal sehat. Tetap saja Ditolerir. Tetap saja, semua itu bikin takut. 

Ada orang mencoba melawak dengan mencederai lawan mainnya. Bermaksud agar penonton tertawa. Tapi apa terjadi? Bukan gelak tawa. Sama sekali bukan. Protes netizen yang terjadi. Seruan boikot malah yang muncul. 

Karena mencederai orang lain bukan sesuatu yang lucu. Kenapa? Otak kita bekerja dengan baik. Akal sehat kita menolak sesuatu yang lucu untuk dianggap lucu. 

Lucu itu perlu otak. 

Kadang kita harus berbelok untuk maksud yang lain. Sehingga, orang dengan otak kurang cerdas tidak mampu melihatnya atau melogikanya sehingga kadang ada orang yang tertawanya belakang an. Karena telmi, alias telat mikir. 

Pelawak harus cerdas. Harus mampu bermain main dengan logika. Lawakan tanpa logika yang dimainkan jelas tidak mungkin. Dan logika jelas milik orang pinter. 

Ah, diskriminasi? 

Bukan maksud tulisan ini untuk mengkotak orang menjadi bodoh dan pinter berdasarkan lawakan. Maksud tulisan ini cuma ingin mengatakan bahwa untuk menjadi seorang pelawak adalah pekerjaan yang sulit. 

Tertawa itu sulit dimunculkan tinimbang sedih dan takut. Orang sedih dan  takut cuma cukup memainkan emosi, sedangkan tertawa harus otak atik otak. 

Jojon jelas orang yang cerdas. Karena dia bermain mainn dengan kata. Bermain dengan logika. Bermain dengan otak. 

Tak usah takut terlambat tertawa. Takutlah kalau sudah tak bisa tertawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun