Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenapa Muncul Lagi di Sintang?

4 September 2021   05:24 Diperbarui: 4 September 2021   06:04 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemenag mengecam pengrusakan tempat ibadah Ahmadiyah di Sintang. Sebagai kementerian yang mengurusi bidang keagamaan, peristiwa Sintang tentu akan menjadi catatan kelam. 

Agama harusnya konsisten membawa kedamaian. Bukan hanya pada manusia. Kedamaian yang dibawa agama juga tertuju kepada semua makhluk Tuhan. Binatang dan tumbuhan pun menerima kedamaian itu. 

Hanya saja, dalam praktik keberagaman, terlalu sering kepentingan kepentingan lain menyusup terlalu dalam. Kita masih ingat betul bagaimana pergolakan di Maluku. Bukan karena agama tetapi kepentingan begundal begundal Orde Baru yang baru ditumbangkan waktu itu mencoba menunjukkan taringnya. Hanya saja melalui jalan yang kejam. 

Pekerjaan Kementerian Agama memang masih terlalu berat untuk mewujudkan sikap keberagaman yang saling menghormati di negeri ini. Mewujudkan agama kedamaian masih terlalu jauh dari harapan. 

Semua warga negara berhak untuk menjalankan keyakinan masing-masing. Sebuah cita cita yang sangat indah. Kedekatan dengan Tuhan sudah dapat dipastikan akan berdampak baik pada hubungan dengan sesama manusia. 

Demikian juga sebaliknya, hubungan antar manusia yang belum baik dapat menunjukkan sikap pada Tuhan yang belum baik. Keberagaman yang baik tentu tidak semata-mata ditunjukkan dengan baju keagamaan. Banyak juga mereka yang menggunakan baju keagamaan akan tetapi untuk menjaga mulut sendiri saja sudah kalang kabut. 

Ya, peristiwa Sintang akankah menjadi peristiwa terakhir? 

Berharap iya. Tapi, perjalanan menuju iya harus ada kerja keras. Tanpa kerja keras bersama, mewujudkan kehidupan beragama yang damai akan sulit terwujud. 

Salah satu Sahabat Nabi, Umar Bin Khattab pernah menolak ketika ditawari oleh seorang pendeta untuk melaksanakan salat di Gereja pada saat penyerahan kota Yerusalem. Karena ajaran agama memang menghormati semua agama yang ada. Kelicikan berpikir yang kemudian justru memanfaatkan agama untuk kepentingan lain seperti kepentingan politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun